Analisis Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan
Analysis of Stunting Risk Factors on Toddlers in Padangsidimpuan Batunadua Sub-District, Padangsidimpuan City
Abstract
Latar belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk seusianya. Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun, di mana keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak.
Tujuan: Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor risiko stunting di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain case control study. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua dan dilakukan pada September 2022 sampai dengan Februari 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di 15 Kelurahan dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 balita. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportionale random sampling serta analisis data dengan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan gizi (OR=26.181, CI=95%.1.075-6.375), riwayat penyakit infeksi (OR=2.555, CI.=95%.1.255-5.199),sanitasi lingkungan (OR=2.609, CI.=95%.1.332-5.107), status imunisasi (OR=17.033, CI.=95%.2.177-1.332), riwayat pemberian ASI Eksklusif (OR=3.860, CI.=95%1.950-7.641) merupakan faktor risiko stunting pada balita serta variabel yang paling dominan terhadap risiko stunting adalah asupan gizi dengan Exp (B) =5,200 dengan koefisien regresi (B) =3,951.
Kesimpulan: ditemukan bahwa balita yang mengalami risiko stunting diakibatkan oleh faktor asupan gizi, riwayat penyakit infeksi, sanitasi, status imunisasi,riwayat pemberian ASI eksklusif. Sehingga perlu upaya untuk mencegah atau pun menanggulangi permasalahan stunting pada balita melalui pendekatan edukasi keluarga serta perilaku hidup sehat ditiap daerah.
References
Hadi AJ, Riman EY, Sudarman S, Manggabarani S, Ahmad H, Ritonga N, et al. Socio-Family Culture Against Stunting Risk: A Cross-Sectional Population-Based Study. NVEO-NATURAL VOLATILES Essent OILS Journal| NVEO. 2022;1301–11.
Sugiyanto S, Sumarlan S, Hadi AJ. Analysis of Balanced Nutrition Program Implementation Against Stunting in Toddlers. Unnes J Public Heal. 2020;9(2).
Anwar M, Sirajuddin S, Amiruddin R, Thaha R, Sudargo T, Hadi AJ. The Effect of Health Social Determinant on the Life Quality of Pregnant Mother. Indian J Public Heal Res Dev. 2019;10(10):1604–8.
Rahmarianti G, Parwito P. Sosialisasi Pencegahan Stunting Di Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan. J Pengabdi Kesehat. 2023;1(2):1–6.
Safrina S, Putri ES. Hubungan Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Dengan Resiko Kejadian Stunting Pada Balita. J Biol Educ. 2022;10(1):78–90.
Lestari U, Oktaviani AS, Intarti WD. Implementasi Peraturan Bupati Cilacap Nomor 60 Tahun 2019 Tentang Penurunan Stunting Pada Kinerja Bidan Di Wilayah Cilacap Kota. J Bina Cipta Husada. 2020;16(2):51–60.
Rifiana AJ, Agustina L. Analisis kejadian stunting pada balita di desa pasirdoton kecamatan cidahu kabupaten sukabumi provinsi jawa barat tahun 2017-2018. J Akad Keperawatan Husada Karya Jaya. 2018;4(2).
Bedasari H, Novita F, Razali MT, Wana ISL. Strategi Dinas Kesehatan Dalam Pencegahan Dan Penanganan Stunting (Studi Kasus Di Desa Pongkar Kecamatan Tebing Kabupaten Karimun). J KEMUNTING. 2022;3(2):703–22.
Badan Litbangkes. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 | Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2021.
Nasional BPP, NASIONAL BPP. Transisi Demografi dan Epidemiologi: Permintaan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia. Direktorat Kesehat dan Gizi Masyarakat, Jakarta. 2019;
Kristanty RE, Wiyono S, Saputra A, Junaedi J, Marsigit D. Peningkatan Kapasitas Lintas Organisasi Melalui Interprofessional Education Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. JMM (Jurnal Masy Mandiri). 2021;5(5):2176–86.
Hatijar H. The Incidence of Stunting in Infants and Toddlers. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2023;12(1):224–9.
Kusuma KE, Nuryanto N. Faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Diponegoro University; 2013.
Nugroho A. Determinan growth failure (stunting) pada anak umur 1 s/d 3 tahun (studi di Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung). J Kesehat. 2016;7(3):470–9.
Yuliantini E, Kamsiah K, Maigoda TC, Ahmad A. Asupan makanan dengan kejadian stunting pada keluarga nelayan di Kota Bengkulu. AcTion Aceh Nutr J. 2022;7(1):79–88.
Uwiringiyimana V. Predictors of stunting with particular focus on complementary feeding practices: A cross-sectional study in the northern province of Rwanda. Nutrition [Internet]. 2019;60:11–8. Available from: https://api.elsevier.com/content/article/eid/1-s2.0-S0899900718304611
Maliga I, Hasifah H, Antari GY, Lestari A. Pengaruh Indeks Risiko Sanitasi Terhadap Kejadian Stunting di Kecamatan Moyo Utara. J Kesehat Lingkung Indones. 2022;21(1):50–8.
Sihombing CM, Efendy I, Hadi AJ. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Penyedia Makanan Terhadap Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Warung Kecamatan Panyabungan. Wind Heal J Kesehat. 2020;18–27.
Yunizar Y, Asriwati A, Hadi AJ. Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi DPT/Hb-Hib di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur. J Kesehat Glob. 2018;
Rahmawati adzaniyah isyani. Faktor Yang Mempengaruhi Imunisasi MR di Kelurahan Krembangan Utara. Fakt Yang Mempengaruhi Imunisasi MR di Kelurahan Krembangan Utara. 2015;XII.
Kusumayanti N, Nindya TS. Hubungan dukungan suami dengan pemberian asi eksklusif di daerah perdesaan. Media Gizi Indones. 2017;12(2):98–106.
Rohmatun NY, Rustiningsih S, Rakhma LR, Gz S, Gizi M. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan pemberian asi eksklusif dengan kejadian stunting pada balita di Desa Sidowarno Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2014.
Wardani NEK. Pemberian ASI Eksklusif dan Asupan Protein Terhadap Kejadian Stunting Pada Bayi Usia 12–36 bulan. J Kebidanan Akad Kebidanan Jember. 2019;3(1):25–9.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.