Faktor Risiko Autis Untuk Mengurangi Generasi Autis Anak Indonesia

  • Eka Prasetia Hati Baculu Department of Nutrition, Public Health Faculty, Muhammadiyah University Palu
  • Moh. Andri Department of Public Health Administration, Public Health Faculty, Muhammadiyah University Palu

Abstract

Autism syndrome dysorder (ASD) atau lebih dikenal dengan autis adalah ganguan perkembangan nerobiologi berat yang terjadi pada anak sehingga menimbulkan masalah pada anak untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan lingkungannya. Autis ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku dan interaksi social. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat dan akan semakin menghawatirkan, baik bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyebab timbulnya autis pada anak usia 0-14 tahun di Kota Palu. Jenis penelitian case control study. Populasi pada penelitian ini semua anak usia 0-14 tahun yang berada di Kota Palu dan sampel penelitian adalah anak yang melakukan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Madani Kota Palu. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2018.Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu mengambil semua anak usia 0-14 tahun untuk kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis bivariat menunjukkan asupan makanan (OR=35,13;95%CI 4,43-1513,85), riwayat kehamilan (OR=2,94;95%CI 0,80-7,87), riwayat persalinan (OR=4,05;95%CI 1,21-14,15), kejang demam (OR=3,24;95%CI 0,87-13,47), dan pengetahuan ibu (OR=4,05;95%CI 1,21-14,2) berhubungan signifikan dengan kejadian autis. Kesimpulan: asupan makan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, kejang demam dan pengetahuan ibu merupakan faktor risiko autis pada balita. Saran diharapkan kepada orang tua utamanya ibu untuk lebih memperhatikan asupan makan saat hamil, menyusui dan rutin memeriksakan kehamilannya ke puskesmas serta senantiasa memperhatikan perkembangan anak balitanya sehingga dapat mengetahui dan mencegah sedini mungkin risiko yang dapat me-nyebabkan autis pada anak.

References

Narendra B Moersintowarti, Sularyo S Titi, Soetjitiningsih, Suyitno Hariyono, Ranuh Gde N IG, Wiradisuria Sambas. 2010. BUKU Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama. Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sagung Seto. Jakarta.

Aritonang Irianton. 2012. Perencanaan dan Evaluasi Program Intervensi Gizi Kesehatan. Tantangan Memperoleh Gizi Baik dan Hidup Sehat Pada Era Otonomi Daerah. Lutikabook. Yogyakarta.

Alexander Kolevzon, MD; Raz Gross, MD, MPH; Abraham Reichenberg, PhD. 2007. Prenatal and Perinatal Risk Factors For Autism. American Medical Association Arch Pediatr Adolesc Med. 2007;Vol 161:326-333

Rusianto Y.C. 2016. Pengaruh Terapi Murottal Surat Al-Mulk Terhadap Respon Kognitif Pada Anak Autis Di Sekolah Luar Biasa Negeri 01 Bantul Yogyakarta, Karya tulis ilmiah, Program Studi Ilmu Ilmu keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2016.

Hannah Gardener, Donna Spiegelman and Stephen L. Buka. 2011. Prenatal Risk Factors For Autism: Compre-hensive Meta-Analysis. Journal of The American Academy of Pediatrics. Pediatrics volume 128, number 2, Au-gust 2011.

Pratiwi R.A and Dieny, Filla Fithra. 2014.Hubungan Skor Frekuensi diet Bebas Gluten bebas Casein dengan Skor Perilaku Autis. Jurnal eprints.undip.ac.id.

Kusumayanti G.A.D. 2011. Pentingnya Pengaturan Makanan Pada Anak Autis, Jurnal Ilmu Gizi, Volume 2 no 1, Februari 2011, hal 1-8.

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang Anak edisi 2. EGC. Jakarta.

Wardhani A. K. 2013. Kejang Demam Sederhana Pada Anak Usia Satu Tahun. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal Medula, Volum 1 Nomor 1, September 2013.

Published
2019-02-06
How to Cite
Baculu, E. P. H., & Andri, M. (2019). Faktor Risiko Autis Untuk Mengurangi Generasi Autis Anak Indonesia. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 2(1), 5-11. https://doi.org/10.56338/mppki.v2i1.522