Efektivitas Pembentukan Jumantuk dalam Kegiatan Deteksi Dini TBC di Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana

Effectiveness of the Formation of Jumantuk in Early Detection of TBC in the Department of Health of Bombana Regency

  • Sri Kartina NA Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana
  • Asriati Asriati Fakultas kedokteran universitas Halu Oleo
  • Sartiah Yusran Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Keywords: efektivitas, jumantuk, pemantau batuk, deteksi dini, tuberkulosis

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menular dengan mudah antarmanusia. Kabupaten Bombana termasuk tiga besar kabupaten dengan jumlah penemuan kasus TBC tertinggi, sehingga diperlukan upaya penanggulanan, salah satunya melibatkan juru pemantau batuk yang membantuk dalam deteksi dini TBC. Akan tetapi, pelaksanaan tugas dan fungsi jumantuk belum terlaksana sesuai tujuannya sebagai relasi pengelola program TBC, sehingga perlu untuk mengetahui Efektifitas Penerapan Pembentukan Juru Pemantau Batuk (Jumantuk) Dalam Kegiatan Deteksi Dini TBC di Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana

Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap 105 responden menggunakan kuesioner. Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji korelasi koefisien kontingensi

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, ketersediaan sarana, pelatihan, dukungan pemerintah, dan supervisi memiliki hubungan terhadap efektifitas program jumantuk. Sedangkan sikap tidak memiliki hubungan terhadap efektifitas program jumantuk. Dari uji koefisien kontingensi diperoleh hasil yaitu pengetahuan, pelatihan dan supervisi memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap efektifitas program jumantuk. Diharapkan bagi pemerintah dapat membuat aturan terhadap peningkatan program pencegahan dan pengendalian penyakit TBC.

Kesimpulan: Terdapat hubungan pengetahuan, pelatihan, dan supervisi dengan efektifitas program jumantuk.

References

Organization WH. Global Tuberculosis Report [Internet]. Geneva; 2020. Available from: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336069/9789240013131-eng.pdf

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 [Internet]. Hardhana B, Sibuea F, Widiantini W, editors. Short Textbook of Preventive and Social Medicine. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020. 497 p. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-indonesia-2019.pdf

Bombana DK. Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis. Kabupaten Bombana; 2019.

Notoatmodjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2011.

Nisa SM, Santik YDP. Hubungan Antara Karakteristik Kader Kesehatan Dengan Praktik Penemuan Tersangka Kasus Tuberkulosis Paru. J Heal Educ. 2017;2(1):93–100.

Ratnasari D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pencapaian petugas terhadap Case Detection Rate (CDR) pada program TB Paru di Kabupaten Rembang [Internet]. Universitas Negeri Semarang; 2015. Available from: http://lib.unnes.ac.id/20424/

Lestari IP, Tarmali A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran Kader dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis BTA Positif di Kabupaten Magelang. J Healthc Technol Med. 2019;5(1):1–12.

Aderita NI, Chotimah C. Peran Kader Kesehatan dalam Tindakan Penemuan Kasus Tuberkulosis dengan Pendekatan Theory Planned of Behaviour di Wilayah Kerja Puskesmas Bendosari. Indones J Med Sci. 2018;5(2):160–7.

Saomi EE, Cahyati WH, S I. Hubungan Karakteristik Individu Dengan Penemuan Kasus TB Paru Di Eks Karesidenan Pati Tahun 2013. Unnes J Public Heal. 2015;4(1):15–22.

Nugraini KE, Cahyati WH, Farida E. EVALUASI INPUT CAPAIAN CASE DETECTION RATE (CDR) TB PARU DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT TB PARU (P2TB) PUSKESMAS TAHUN 2012 (STUDI KUALITATIF DI KOTA SEMARANG). Unnes J Public Heal. 2015;4(2):143–52.

Duhri AP, Thaha M, Leida I, Ansariadi. KINERJA PETUGAS PUSKESMAS DALAM PENEMUAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS KABUPATEN WAJO. Universitas Hasanuddin; 2012.

Dirjen P2PL KKRI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

Rakhmawati W, Fitri SYR, Sriati A, Sri H. Pengembangan Kapasitas Kader Kesehatan dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis pada Anak di Tengah Pandemi Covid-19. Media Karya Kesehat. 2021;4(2):28–45.

Setyowati I, Saraswati LD, Mateus Sakundarno Adi. GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KINERJA PETUGAS DALAM PENEMUAN KASUS PADA PROGRAM TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN GROBOGAN. J Kesehat Masy. 2018;6(1):264–72.

Sumartini NP. Penguatan Peran Kader Kesehatan Dalam Penemuan Kasus Tuberkulosis (TB) BTA Positif Melalui Edukasi Dengan Pendekatan Theory Of Planned Behaviour (TPB). J Kesehat Prima. 2014;8(1):1246–63.

Minardo J, Arso SP. Analisis determinan motivasi petugas tuberkulosisi paru dalam penemuan kasus di kabupaten Semarang. J Manaj Kesehat Indones. 2015;03(01):1–10.

Husein RD, Sormin T. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Petugas Program Tb Paru Terhadap Penemuan Kasus Baru Di Kabupaten Lampung Selatan. J Keperawatan. 2012;8(1):52–9.

Published
2021-08-17
How to Cite
Kartina NA, S., Asriati, A., & Yusran, S. (2021). Efektivitas Pembentukan Jumantuk dalam Kegiatan Deteksi Dini TBC di Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana: Effectiveness of the Formation of Jumantuk in Early Detection of TBC in the Department of Health of Bombana Regency. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(3), 419-424. https://doi.org/10.56338/mppki.v4i3.1634