Tren Kasus Demam Berdarah di Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon Tahun 2012-2022
Trend of Dengue Fever Cases at Sepaso Health Center Bengalon District 2012-2022
Abstract
Latar belakang: Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan ditandai dengan demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual, dan ruam kemerahan pada kelopak mata, kulit (perdarahan), mimisan dan gusi berdarah. Kasus demam berdarah terjadi setiap tahun di Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon dengan jumlah 373 kasus pada tahun 2012 hingga 2022.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend penyakit demam berdarah di Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2022.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan data sekunder kemudian dianalisis menggunakan Microsoft Excel untuk menggambarkan tren penyakit DBD.
Hasil: Data ditampilkan secara grafik.Tahun 2012 sebanyak 51 kasus, tahun 2013 sebanyak 30 kasus, tahun 2014 sebanyak 14 kasus, tahun 2015 sebanyak 30 kasus, tahun 2016 sebanyak 82 kasus, tahun 2017 sebanyak 2 kasus, tahun 2018 sebanyak 6 kasus, tahun Tahun 2019 sebanyak 62 kasus, tahun 2020 sebanyak 33 kasus, tahun 2021 sebanyak 8 kasus, dan tahun 2022 sebanyak 55 kasus.Tren penyakit DBD di wilayah Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon pada tahun 2012-2022 cenderung meningkat dan menurun, tertinggi pada tahun 2016 sebanyak 83 kasus, terendah pada tahun 2017 sebanyak 2 kasus.
Kesimpulan: Penelitian menyimpulkan bahwa tren kasus DBD di Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon dari tahun 2012 hingga tahun 2022 tidak stabil (berfluktuasi) baik dari jumlah kasus maupun insiden rate per 100.000 penduduk. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dan sumber daya yang tersedia, sehingga demam berdarah masih menjadi masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian yang cukup bagi masyarakat. Masih diperlukan model pencegahan dan pengendalian penyakit yang lebih optimal, terutama keterlibatan atau partisipasi masyarakatdalam pencegahan demam berdarah di Puskesmas Sepaso, di Kecamatan Bengalon
References
Aji R, Kamaluddin MT, Salni S. Environmental factors and indices related to dengue vector larva in Rejang Lebong District. Int Res J Public Environ Heal. 2016;3(7):162–6.
Kesetyaningsih TW, Andarini S, Sudarto, Pramoedyo H. Determination of environmental factors affecting dengue incidence in Sleman District, Yogyakarta, Indonesia. African J Infect Dis. 2018;12(Special Issue 1):13–25.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Pusdatin.Kemenkes.Go.Id. 2022. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Nurdin A, Zakiyuddin Z. Studi Epidemiologi Yang Mempengaruhi Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. J Aceh Med. 2018;2(1):77–85.
Li C, Lu Y, Liu J, Wu X. Climate change and dengue fever transmission in China: Evidences and challenges. Sci Total Environ [Internet]. 2018;622–623(19):493–501. Available from: https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2017.11.326
Riska 2020 wati iskandar putri. Jurnal Delima Harapan 2022 Jurnal Delima Harapan 2022. 2022;9:32–6.
Ruminem, Tandirogang N, Bakhtiar R, Rahayu AP, Kadir A. Modul Penyakit Tropis [Internet]. 2020. 4–8 p. Available from: https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/6195/Modul Penyakit Tropis 09-01.revisi.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Info A. GAMBARAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BLITAR TAHUN 2015-2017. 2018;6:260–7.
Daswito R, Lazuardi L, Nirwati H. Analisis Hubungan Variabel Cuaca Dengan Kejadian Dbd Di Kota Yogyakarta. J Kesehat Terpadu (Integrated Heal Journal). 2019;10(1):1–7.
Kesehatan K, Indonesia R. No Title.
Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. Dinas Kesehatan, Profil Kesehatan tahun 2020. Profil Kesehat Provinsi Kalimantan Timur. 2021;
Daerah RP. Kabupaten Kutai Timur Tahun 2021-2026. 2021;
Dr. h. masriadi, s.km., s.pd.i. S kg. Epidemiologi Penyakit Menular. Vol. 109, Pengaruh Kualitas Pelayanan… Jurnal EMBA. 2016. 109–119 p.
Butarbutar RN, Sumampouw OJ, Pinontoan OR. TREND KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO Demam Berdarah Dengue ( DBD ) ialah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang memiliki gejala pendarahan pada bagian hidung , gusi , mulut , sakit pada ulu hati terus menerus dan memar di k. 2019;8(6):364–70.
Cucunawangsih, Lugito NPH. Trends of dengue disease epidemiology. Virol Res Treat. 2017;8.
Yushananta P. Demam Berdarah Dengue dan Hubungannya Dengan Faktor Cuaca di Kota Bandar Lampung Tahun 2009-2018. J Kesehat Komunita [Internet]. 2021;7(2):263–70. Available from: http://jurnal.htp.ac.idj
Kurniasih R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Puri Tahun 2021. 2021;20–1.
Kurniawati NT, Yudhastuti R. Hubungan Iklim Dan Angka Bebas Jentik Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Putat Jaya. J Ilm Kesehat Media Husada. 2016;5(2):157–66.
Profil Puskesmas Sepaso 2021.
Oroh MY, Pinontoan OR, Tuda JBS. Faktor Lingkungan, Manusia dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Indones J Public Heal Community Med. 2020;1(3):35–46.
Triwahyuni T, Husna I, Andesti M. Hubungan Curah Hujan dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Bandar Lampung 2016-2018. Arter J Ilmu Kesehat. 2020;1(3):184–9.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.