Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan di Kota Kotamobagu

Socio-Economic Factors with Stunting Incidence in Children aged 6-59 Months in Kotamobagu City

  • Hairil Akbar Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika https://orcid.org/0000-0002-3798-976X
  • Mauliadi Ramli Universitas Negeri Makassar
Keywords: Stunting, Anak Usia 6-59 Bulan, Sosial Ekonomi

Abstract

Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Stunting merupakan kondisi dimana anak balita mengalami kegagalan dalam pertumbuhannya akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi lebih pendek dibandingkan anak-anak lain yang seusianya. Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2018 sebesar 25,5%, dan angka nasionalnya 30,8%. Angka stunting di Sulawesi Utara belum bisa mencapai level yang direkomendasikan WHO, yakni sebesar 20%. Data dari Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu bahwa prevalensi kejadian stunting di Kotamobagu pada tahun 2020 sebanyak 208 balita atau berada pada angka 5,09%. Tujuan penelitian menganalisis faktor sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kota Kotamobagu. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancang bangun case control study. Populasi penelitian yaitu seluruh anak usia 6-59 bulan yang ada di Kota Kotamobagu yaitu sebanyak 7604. Besar sampel untuk masing-masing kelompok kasus adalah 49 anak dan kelompok kontrol adalah 98 anak. Sehingga besar sampel secara keseluruhan adalah 147 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu (p=0,030;OR=2,296) dan pendapat keluarga (p=0,044;OR=2,602) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kota Kotamobagu. Disarankan agar orang tua yang memiliki balita untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya dengan pemanfaatan pangan lokal daerah dan meningkatkan pengetahuan mengenai asupan gizi dalam hal upaya pencegahan stunting pada anak.

Author Biography

Mauliadi Ramli, Universitas Negeri Makassar

Prodi Sosiologi

References

Julianti E, Elni. Determinants of stunting in children aged 12-59 months. Nurse Media J Nurs. 2020;10(1):36–45.

World Health Organization. Nutrition landscape information system (NLIS) country profile indicators: Interpretation guide. Geneva; 2010.

Ngaisyah RD. Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Desa Kanigoro, Saptosari Gunung Kidul. J Med Respati. 2015;10(4):65–70.

Aryastami NK, Shankar A, Kusumawardani N, Besral B, Jahari AB, Achadi E. Low birth weight was the most dominant predictor associated with stunting among children aged 12-23 months in Indonesia. BMC Nutr. 2017;3(1):1–6.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2018.

Sutriyawan A, Kurniawati RD, Rahayu S, Habibi J. Hubungan Status Imunisasi Dan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita: Studi Retrospektif. J Midwifery. 2020;8(2):1–9.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi Gizi Buruk di Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI; 2019.

Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu. Jumlah Balita Stunting 2016-2019. Makassar: Dinas Kesehatan Kota Makassar; 2020.

UNICEF, WHO dan WBG. Levels and trends in child malnutrition: key findings of the 2018 edition of the joint child malnutririon estimates. Geneva: World Health Organization; 2018.

Husnaniyah D, Yulyanti D, Rudiansyah R. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Stunting. Indones J Heal Sci. 2020;12(1):57–64.

Nurmalasari Y, Anggunan A, Febriany TW. Hubungan Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulantingkat Pendidikan Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-59 Bulan Di Desa Mataram Ilir Kecamatan Seputih Sur. J Kebidanan Malahayati. 2020;6(2):205–11.

Darteh EKM, Acquah E, Kumi-Kyereme A. Correlates of stunting among children in Ghana. BMC Public Health. 2014;14(1).

Lailatul M, Ni’mah. C. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indones. 2015;10(2015):84–90.

Natalina, R. Diyan P dan K. Hubungan pola asuh dengan status gizi balita di posyandu tulip wilayah rindang benua kelurahan pahandut palangkaraya. J Ilmu Kesehat. 2015;1(19).

Akbar H, Alexander N, Paundanan M. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Orang Tua dalam Memilih Jajanan Sehat pada Siswa di SDN 1 Upai Kecamatan Kotamobagu Utara The Relationship of Knowledge with the Attitudes of Parents in Choosing Healthy Stays for Students in I Upai State School North Dis. Promot J Kesehat Masy. 2021;11(1):24–9.

Rufaida FD, Raharjo AM, Handoko A. The Correlation of Family and Household Factors on The Incidence of Stunting on Toddlers in Three Villages Sumberbaru Health Center Work Area of Jember. J Agromedicine Med Sci. 2020;6(1):1.

Nurbaeti TS, Syaaputra EM. Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting di Masa Pandemi COVID-19 : Studi Kasus Salah Satu Kecamatan di Kabupaten Indramayu. 2021;12(2):430–5.

Anisa P. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kelurahan Kalibiru Depok tahun 2012. Universitas Indonesia; 2012.

Published
2022-02-10
How to Cite
Akbar, H., & Mauliadi Ramli. (2022). Faktor Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6-59 Bulan di Kota Kotamobagu: Socio-Economic Factors with Stunting Incidence in Children aged 6-59 Months in Kotamobagu City . Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 5(2), 200-204. https://doi.org/10.56338/mppki.v5i2.2053