Faktor Risiko Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Cangadi
Environmental Risk Factors Related to Stunting Events in the Working Area of Puskesmas Cangadi
Abstract
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan penurunan kecepatan pertumbuhan. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk, hal ini merupakan konsekuensi dari beberapa faktor yang salah satunya sering dikaitkan dengan faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pemenuhan akses air bersih dan sanitasi dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Cangadi. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain Case Control. Data diperoleh dengan melakukan pengukuran TB terhadap anak dengan menggunakan microtoise, wawancara dan pengisisan kuesioner terhadap ibu. Hasil analisis chi square menunjukkan indikator akses sanitasi memiliki hubungan dengan kejadian stunting yaitu mencuci tangan dengan sabun, menyikat gigi, membersihkan mainan, menyimpan makanan, waktu cuci tangan, kondisi saluran air, penyimpanan sampah dan kondisi lingkungan rumah. Sementara indikator pemenuhan akses air bersih terdapat 4 indikator memiliki hubungan dengan kejadian stunting yaitu jarak pencemar, sumber air minum, pengolahan air minum dan menguras bak air. Sebagian besar indikator pemenuhan akses air bersih dan sanitasi berhubungan dengan kejadian stunting. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan dengan optimalisasi pemberian informasi atau strategi untuk meningkatkan perilaku masyarakat untuk bisa menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
References
Hermina H, Prihatini S. Gambaran keragaman makanan dan sumbangannya terhadap konsumsi energi protein pada anak balita pendek (stunting) di Indonesia. Bul Penelit Kesehat. 2011;39(2).
Losong NHF, Adriani M. Perbedaan Kadar Hemoglobin, Asupan Zat Besi, dan Zinc pada Balita Stunting dan Non Stunting. Amerta Nutr. 2017;1(2):117–23.
Kemiskinan TNPP. 100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting). Jakarta Tim Nas Percepatan Penanggulangan Kemiskin. 2017;
Loya RRP, Nuryanto N. Pola Asuh Pemberian Makan pada Balita Stunting Usia 6–12 bulan di Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur. Diponegoro University; 2017.
KemenKes RI, KKR I. Riset kesehatan dasar 2013. Badan Penelit dan Pengemb Kementeri Kesehat RI, Jakarta. 2013;
Kemiskinan TNPP. Ringkasan 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta Sekr Wakil Pres Republik Indones TNP2K-Unit Komun. 2017;
Cahyono F, Manongga SP, Picauly I. Faktor penentu stunting anak balita pada berbagai zona ekosistem di Kabupaten Kupang. J Gizi dan Pangan. 2016;11(1).
Torlesse H, Cronin AA, Sebayang SK, Nandy R. Determinants of stunting in Indonesian children: evidence from a cross-sectional survey indicate a prominent role for the water, sanitation and hygiene sector in stunting reduction. BMC Public Health. 2016;16(1):1–11.
Khairiyah D, Fayasari A. Perilaku higiene dan sanitasi meningkatkan risiko kejadian stunting balita usia 12-59 bulan di Banten. Ilmu Gizi Indones. 2020;3(2):123–34.
Zairinayati Z, Purnama R. Hubungan hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada balita. Babul Ilmi J Ilm Multi Sci Kesehat. 2019;10(1).
Khairiyah D, Fayasari A. Perilaku higiene dan sanitasi meningkatkan risiko kejadian stunting balita usia 12-59 bulan di Banten Hygiene sanitation behavior increased the risk of stunting on 12-59 months children in Banten.
Haryanti T, Hayati N. Penegakan Hukum Hak Asasi Manusia bagi Anak Penderita Stunting. J HAM. 2019;10(2):249.
Soekirman AN, Erikania J. Gizi seimbang untuk anak usia 0-2 tahun. dalam: Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta Nakita Kompas-Gramedia Inst Danone Indones. 2010;
Hidayat TS, Fuada N. Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas Dan Status Gizi Balita Di Indonesia (Relationship Between Environmental Sanitation, Morbidity And Nutritional Status Of Under-Five Children In Indonesia). Nutr Food Res. 2011;34(2):223482.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.