Analisis Spasial Kasus Pneumonia di Provinsi Sumatera Barat (Daratan) Tahun 2022
Spatial Analysis of Pneumonia Cases in West Sumatra Province (Mainland) in 2022
Abstract
Latar belakang: Pneumonia merupakan penyebab kematian anak terbesar dibandingkan penyakit menular lainnya. Di seluruh dunia, 800.000 balita meninggal karena pneumonia setiap tahunnya. Di Indonesia, lebih dari 19.000 balita meninggal karena pneumonia di 2018, atau lebih dari 2 anak setiap jam. Sumatera Barat merupakan wilayah yang capaian indicator pengobatan kasus pneumonia sesuai standar tahun 2022 di bawah target nasional (53%%) yaitu sebesar 13%. Kasus pneumonia di Sumatera Barat juga mengalami peningkatan dari tahun 2021 yaitu 3.546 kasus, menjadi 5.591 kasus pada tahun 2022. Analisis spasial diperlukan untuk mengetahui pola penyebaran kasus pneumonia antar wilayah dan memanfaatkan system informasi dan georafis untuk pemetaan wilayah.
Tujuan: untuk memberikan gambaran dan karakteristik kecenderungan pola pengelompokkan wilayah.
Metode: Penelitian ini merupakan studi ekologi untuk mengetahui pola sebaran kasus pneumonia di Sumatera Barat Tahun 2022 secara spasial dengan analisis autokorelasi Global Moran's Indeks dan LISA (Local Indicators of Spatial Autocorrelation).
Hasil: Wilayah dengan kasus tinggi terdapat di 6 kabupaten/ kota, yaitu Kabupaten Solok. Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang. Global Moran’s Indeks = 0,118 (nilai yang positif) dan lebih besar dibandingkan nilai ekspektasi E(I) yaitu -0,0588 , mengidentifikasikan adanya autokorelasi spasial positif untuk kasus pneumonia di Provinsi Sumatera Barat (daratan). Dari hasil analisis, p-value 0,047 (< alpha 0,05), yang artinya terdapat autokorelasi spasial untuk kasus pneumonia di di Provinsi Sumatera Barat (daratan) tahun 2022. Ditemukan 1 wilayah yang memiliki kuadran high-high yaitu Kota Padang dan 1 wilayah dengan kuadran low- yaitu Kota Solok.
Kesimpulan: Kasus pneumonia tinggi di Sumatera Barat terdapat di di 6 kabupaten/ kota, yaitu Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Pesisir Selatan, dan Kota Padang. Distribusi kasus pneumonia di Sumatera Barat bagian daratan memiliki pola yang mengelompok, dan kejadian pneumonia di suatu wilayah dipengaruhi oleh tetangga terdekatnya. Hasil analisis menunjukkan terdapat 1 wilayah pada kuadran high-high yaitu Kota Padang, dan 1 wilayah pada kuadran low-high, yaitu Kota Solok. Diharapkan pemerintah atau pengambil kebijakan dapat memprioritaskan wilayah yang memiliki kasus tinggi pneumonia, terutama wilayah Kota Padang sebagai hot-spot pneumonia dalam rangka meminimalisir dan menekan kasus pneumonia kedepannya.
References
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemeterian Kesehatan. 2022. Rencana Aksi Kegiatan 2020-2024 (Revisi). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
UNICEF Indonesia. 2020. Pneumonia pada Anak dalam https://www.unicef.org/indonesia/id/kesehatan/cerita/kenali-6-fakta-tentang-pneumonia-pada-anak
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemeterian Kesehatan. 2023. Laporan Kinerja 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. 2022. Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2022. Padang : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. 2023. Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2023. Padang : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat.
Rahmadani, Putri. 2022. Analisis Autokorelasi Spasial Global dan Lokal Kasus Pneumonia di Kota Depok Tahun 2020. Jurnal Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI): Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
Susanti S. Pemetaan Penyakit Pneumonia di Provinsi Jawa Timur. J Biometrika dan Kependudukan2. 2016;5(2):117–24.
Pfeiffer DU, Robinson TP, Stevenson M, Stevens KB, Rogers DJ, Clements ACA. Spatial Analysis in Epidemiology. Oxford University Press; 2008.
Permana, Pandu. 2021. Pemodelan Spasial Kasus Balita Laki-laki Penderita Pneumonia di Kota Bandung. SATIN- Sains dan Teknologi Informasi Vol. 7 No. 2, Desember 2021, pp. 64-72
Kusumadewi, NNS, Makful, MR, Meutia L. 2023. Spatial Analysis of Under Five Years Pneumonia Incidence in DIY Province 2020. BKM Public Health & Community Medicine, Volume 39 (4) 2023: e6669 Tersedia pada https://journal.ugm.ac.id/v3/BKM/article/view/6669
L. Andrade-Arenas and C. Sotomayor-Beltran, "Evolution of Acute Respiratory Infections in Peru: A Spatial Study between 2011 and 2016," 2019 IEEE 1st Sustainable Cities Latin America Conference (SCLA), Arequipa, Peru, 2019, pp. 1-4, doi: 10.1109/SCLA.2019.8905563.
Goli, Srinivas and Kriti, Shubhra and K. Anand, Vinod and Dash, Antaryami, Childhood Pneumonia and Its Risk Factors in India (December 7, 2022). Goli, S., Kriti, S., Anand, V.K., Dash, A. (2022). Childhood Pneumonia and Its Associated Risk Factors in India, Save The Children, New Delhi, Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=4332607
Hidayani, WR. 2020. Pneumonia: Epidemiologi, Faktor Risiko Pada Balita. Tasikmalaya: Pena Persada
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.