Hubungan Faktor Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2023
Hubungan Faktor Lingkungan Fisik terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Kabupaten Ogan Ilir tahun 2023
Abstract
Latar belakang: Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat, selain itu stunting juga diakibatkan oleh berbagai faktor salah satunya faktor lingkungan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan rumah sehat, akses air bersih, air minum, jamban sehat, pengelolaan sampah, dan rumah sehat.
Metode: Penelitian ini menggunakan study case control pada populasi kejadian stunting rumah tangga di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2023. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling diperoleh sebanyak 201 sampel dengan perbandingan 1 : 2 kasus stunting dan kontrol. Variabel faktor lingkungan fisik pada penelitian adalah air bersih, air minum, MCK, pengelolaan sampah dan rumah sehat. Pengumpulan data pada penelitian dengan melakukan analisis data sekunder dan data primer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner, wawancara, pengukuran kualitas air.
Hasil: Tidak terdapat hubungan antara sumber air bersih, sumber air berwarna, sumber air berasa, sumber air berbau, sumber air berbusa, kecukupan air perhari, sumber alternatif, sumber air minum, pengolahan air sebelum diminum, kualitas fisik air minum TDS, kekeruhan, pH , suhu, kualitas kimia air minum klorida, Mn, faktor MCK, faktor pengolahan sampah dan faktor rumah sehat (p value = > 0,05) terhadap kejadian stunting pada rumah tangga yang memiliki balita di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2023.
Kesimpulan: Faktor lingkungan air bersih, air minum, MCK, pengolahan sampah, dan rumah sehat tidak berhubungan secara langsung dengan kejadian stunting. Tetapi faktor lingkungan harus dipenuhi persyaratan dan kualitasnya karena faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab tidak langsung dari kejadian stunting.
References
Faktor-faktor Penyebab Kejadian Stunting pada Balita [Internet]. Kemeneterian Kesehatan Republik Indonesia. 2022. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/.
Mulati E, Widyaningsih Y, Royati OF. Buku ajar kesehatan ibu dan anak. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan; 2015.
Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Nurlinawati I, Utami NH, et al. (2015). Pendek (stunting) di Indonesia, masalah dan solusinya. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Litbangkes.
Nurjazuli, Budiyono, Raharjo M, Wahyuningsih NE. (2023). Environmental factors related to children diagnosed with stunting 3 years ago in Salatiga City, Central Java, Indonesia. Toxicologie Analytique et Clinique.
Angraini W, Amin M, Pratiwi BA, Febriawati H, Yanuarti R. (2021). Pengetahuan ibu, akses air bersih dan diare dengan stunting di puskesmas aturan Mumpo Bengkulu Tengah. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa;8(2):92.
Kemenkes. (2022). Jangan Sebar Kotoranmu Ayo Pakai Jamban Sehatmu: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Adzura M, Yulia, Fathmawati. (2021). Hubungan sanitasi, air bersih dan mencuci tangan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat;21(1):79-89.
Sutisno AN, Hendriyan Y. (2018). Buku Panduan Praktis Pengolahan Sampah Model GASSS (Gerakan Anak Sekolah Sedekah Sampah). Yogyakarta: Penerbit K-Media.
Kemenkes. Pedoman Pembinaan Krida Bina Lingkungan Sehat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat; 2018.
Adiputra IMS, Trisnadewi NW, Oktaviani NPW, Munthe SA, Hulu VT, Budiastutik I, et al. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Denpasar: Yayasan Kita Menulis.
Nisa DMK, Sukesi TW. (2022). Hubungan Antara Kesehatan Lingkungan dengan Kejadian Stunting di Wilayah Puskesmas Kalasan Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia;21(2):219-24.
Kemenkes RI. 2017. Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum.
Nisa SK, Lustiyati ED, Fitriani A. (2021). Sanitasi Penyediaan Air Bersih dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia;2(1):17-25.
Ariyanto E, Fahrurazi, Amin M. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan Sumber Air Minum Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Upt. Puskesmas Palangkau Tahun 2021. An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal);8(2):143-7.
Permatasari R, Soerachmad Y, Hasbi F. (2021). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Pengolahan Makanan Dan Air Minum Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebunsari Kabupaten Polewali Mandar. Journal Peqguruang;3(2):768-74.
Syam DM, Sunuh HS. (2020). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan, Mengelola Air Minum dan Makanan dengan Stunting di Sulawesi Tengah. Gorontalo Journal of Public Health;3(1):15-22.
Harsa IMS. (2019). The Relationship Between Clean Water Sources And The Incidence Of Diarrhea In Kampung Baru Resident At Ngagelrejo Wonokromo Surabaya. Journal of Agromedicine and Medical Sciences;5(3):124-9.
Kemenkes RI. 2010. Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 tentang Persyarataan Kesehatan Perumahan.
Kemenkes RI. 2023. Permenkes RI No. 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan.
Sinatrya AK, Muniroh L. (2019). Hubungan faktor water, sanitation, and hygiene (WASH) dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta Nutrition;3(3):164-70.
Ilahi W, Suryati Y, Noviyanti N, Mediani HS, Rudhiati F. (2022). Analisis Pengaruh Wash (Water, Sanitation and Hygiene) terhadap Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Keperawatan Silampari;6(1):455-65.
Sari IP, Ardillah Y, Rahmiwati A. (2020). Berat bayi lahir dan kejadian stunting pada anak usia 6-59 bulan di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition);8(2):110-8.
Fibrianti EA, Thohari I, Marlik. (2021). Hubungan sarana sanitasi dasar dengan kejadian stunting di Puseksmas Loceret, Nganjuk. Jurnal Kesehatan;14(2):127-32.
Kemenkes RI. 2014. Permenkes RI No. 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
Zalukhu A, Mariyona K, Andriani L. (2022). Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting pada anak balita (0-59) bulan di Nagari Balingka Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam Tahun 2021. Jurnal Ners;6(1):52-60.
Soeracmad Y. (2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Wonomulyo Kabupaten polewali Mandar Tahun 2019. J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat;5(2):138-50.
Kepmenkes RI. 1999. Kepmenkes RI Nomor. 829 Tahun 1999 tentang Persyarataan Kesehatan Perumahan.
Oktafriawan PD. Hubungan Sanotasi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Balita Terindikasi Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyumas Tahun 2023. Purwokerto.,2023.
Wicaksono A. (2009). Menciptakan rumah sehat: Niaga Swadaya.
Utari LF. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 24-59 Bulan Di Desa Secanggang Kabupaten Langkat: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara; 2022.
Lestari MEP, Siwiendrayanti A. (2021). Kontribusi kondisi fisik lingkungan rumah dengan kejadian diare dan hubungannya terhadap kejadian stunting. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition;1(3):355-61.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-Non Commercial License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
The content of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) license.