Analisis Spasial Kasus Stunting Berdasarkan Fasilitas Kesehatan dan Korelasi Faktor Risiko Lingkungan Pada Balita di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2023

Spatial Analysis of Stunting Cases Based on Health Facilities and Correlation of Environmental Risk Factors in Toddlers in Ogan Ilir Regency in 2023

  • Citra Ayu Ar Rahma Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
  • Rahmatillah Razak Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
  • Dwi Septiawati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Keywords: Stunting, Balita, Fasilitas Kesehatan, Lingkungan

Abstract

Latar belakang: Stunting dapat dipengaruhi faktor tidak langsung yang diantaranya terdiri dari faktor akses terhadap fasilitas kesehatan dan faktor lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengkajian mengenai hal tersebut terhadap kasus stunting sebagai masukan dalam melakukan intervensi terkait stunting khusunya pada Kabupaten Ogan ilir yang menempati posisi kedua sebagai kabupaten dengan prevalensi paling tinggi di Sumatera Selatan dengan prevalensi stunting sebesar 24,9%.

Tujuan: Memetakan kasus stunting untuk mengetahui pola sebaran kejadian stunting berdasarkan persebaran fasilitas kesehatan dan menganalisis korelasi faktor risiko lingkungan dengan kejadian stunting pada balita di 9 Desa Lokus Kabupaten Ogan Ilir.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan populasi seluruh balita di Kabupaten Ogan Ilir. Sampel penelitian berjumlah 201 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:2 yang teridiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner dan pengukuran langsung secara door to door. Analisis data yang digunakan adalah analisis spasial dengan metode overlay dan buffering serta uji korelasi pearson dan uji korelasi spearman’s.

Hasil: Sebagian besar kasus membentuk pola persebaran berkelompok dan semua kasus stunting pada 9 Desa lokus Kabupaten Ogan Ilir telah berjarak <2KM dari fasilitas kesehatan. Faktor risiko lingkungan yang memiliki korelasi dengan kasus stunting pada balita adalah pencahayaan rumah (p-value = 0,037) dan suhu rumah (p-value = 0,05). Sedangkan faktor risiko lingkungan lain yang terdiri dari faktor fisik air minum meliputi variabel TDS (p-value = 0,215),  kekeruhan (p-value = 0,370),  suhu (p-value = 0,358) dan faktor kimia sumber air minum meliputi variabel salinitas (p-value = 0,083), pH (p-value = 0,668),  DHL (p-value = 0,211),  Zing (p-value = 0,994),  Klorida (p-value = 0,742),  Fe (p-value = 0,897), Mn (p-value = 0,187),  serta faktor fisik rumah meliputi kepadatan hunian (p-value = 0,672), kelembababan (p-value = 0,307) dan persentase ventilasi (p-value = 0,855) tidak memiliki korelasi dengan kasus stunting di 9 Desa lokus Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2023.

Kesimpulan: Hampir semua kasus stunting telah terjangkau fasilitas kesehatan dan faktor risiko lingkungan yang memiliki korelasi dengan kasus stunting pada 9 Desa Lokus Kabupaten Ogan Ilir adalah pencahayaan dan suhu rumah.

References

Who. (2015). Stunting in a Nutshell [Available from: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell.

Unicef. (2018) Global Nutrition Report Shining a Light to Spur Action on Nutrition.

Jme. (2023) Levels and Trends in Child Malnutrition: Unicef/Who/the World Bank Group Joint Child Malnutrition Estimates: Key Findings of the 2023 Edition.

Kemenkes. (2022) Hasil Survei Status Gizi Indonesia (Ssgi) 2022.

Imani N. (2020). Stunting Pada Anak: Kenali Dan Cegah Sejak Dini: Hijaz Pustaka Mandiri.

Sartika RaD. (2010). Analisis Pemanfaatan Program Pelayanan Kesehatan Status Gizi Balita. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal);5(2):90-6.

Purba IG, Sunarsih E, Trisnaini I, Sitorus RJ. (2020). Environmental Sanitation and Incidence of Stunting in Children Aged 12-59 Months in Ogan Ilir Regency. Jurnal Kesehatan Lingkungan;12(3):189-99.

Ihsan A, Riviwanto M, Darwel D. (2020). Pengaruh Sumber Air Bersih, Jamban, Dan Pola Asuh Terhadap Stunting Pada Balita Dengan Diare Sebagai Variabel Intervening. Buletin Keslingmas;39(1):1-5.

Hasan A, Kadarusman H. (2019). Akses Ke Sarana Sanitasi Dasar Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6-59 Bulan. Jurnal Kesehatan;10(3):413-21.

Iman TFaH, Tambunan LN, Baringbing EP. (2022). Hubungan Sanitasi Lingkungan Keluarga Dengan Kejadian Stunting Pada Balita: The Relationship of Environmental Sanitation with Stunting Events of Toddlers. Jurnal Surya Medika (JSM);8(2):222-6.

Herawati H, Anwar A, Setyowati DL. (2020). Hubungan Sarana Sanitasi, Perilaku Penghuni, Dan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps) Oleh Ibu Dengan Kejadian Pendek (Stunting) Pada Batita Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Baru, Samarinda. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia;19(1):7-15.

Fitriyah A, Purbowati N. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu Dengan Balita Ke Posyandu.

Muin A, Rakuasa H. (2023). Pemanfaatan Sistim Informasi Geografi Untuk Analisis Jarak Jangkauan Pelayanan Fasilitas Kesehatan Di Kota Ambon. INSOLOGI: Jurnal Sains Dan Teknologi;2(4):664-74.

Darmawan N. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kunjungan Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Di Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal Dunia Kesehatan;5(2):76442.

Rehing EY, Suryoputro A, Adi S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu: Literatur Review. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan;12(2):256-62.

Sinatrya AK, Muniroh L. (2019). Hubungan Faktor Water, Sanitation, and Hygiene (Wash) Dengan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Kabupaten Bondowoso. Amerta Nutrition;3(3):164-70.

Rustam E, Rahayu A, Surasno DM, Toduho NB. (2023). Analisis Intervensi Sensitif Dan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Soasio Kota Tidore Kepulauan Tahun 2022. JURNAL BIOSAINSTEK;5(2):71–7-–7.

Ilahi W, Suryati Y, Noviyanti N, Mediani HS, Rudhiati F. (2022). Analisis Pengaruh Wash (Water, Sanitation and Hygiene) Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Keperawatan Silampari;6(1):455-65.

Syam DM, Sunuh HS. (2020). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan, Mengelola Air Minum Dan Makanan Dengan Stunting Di Sulawesi Tengah. Gorontalo Journal of Public Health;3(1):15-22.

Hasanah U, Maria IL, Jafar N, Hardianti A, Mallongi A, Syam A. (2020). Water, Sanitation Dan Hygiene Analysis, and Individual Factors for Stunting among Children under Two Years in Ambon. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences;8(T2):22-6.

Harsa IMS. (2019). The Relationship between Clean Water Sources and the Incidence of Diarrhea in Kampung Baru Resident at Ngagelrejo Wonokromo Surabaya. Journal of Agromedicine and Medical Sciences;5(3):124-9.

Kuewa Y, Sattu M, Otoluwa AS, Lalusu EY, Dwicahya B. (2021). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Jayabakti Tahun 2021: The Relationship between Environmental Sanitation and the Incidence of Stunting in Toddlers in Jayabakti Village in 2021. Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal;12(2).

Nurhayati A, Wahyuniar L, Suparman R, Badriah DL. (2022). Hubungan Antara Faktor Air Minum, Sanitasi Dan Riwayat Diare Dengan Stunting Pada Anak Baduta Di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang 2021. Journal of Health Research Science;2(02):104-14.

Christine C, Politon FVM, Hafid F. (2022). Sanitasi Rumah Dan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Labuan Kabupaten Donggala. AcTion: Aceh Nutrition Journal;7(2):146-55.

Slodia MR, Ningrum PT, Sulistiyani S. (2022). Analisis Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Yosua MI, Ningsih F, Ovany R. (2022). Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis (Tb) Paru: Relationship with House Environmental Conditions Event of Tuberculosis (Tb) Lungs. Jurnal Surya Medika (JSM);8(1):136-41.

Utari LF. Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 24-59 Bulan Di Desa Secanggang Kabupaten Langkat: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara; 2022.

Mardianti R, Muslim C, Setyowati N. (2020). Hubungan Faktor Kesehatan Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru (Studi Kasus Di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Seluma). Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan;9(2):23-31.

Khairiyah D, Fayasari A. (2020). Perilaku Higiene Dan Sanitasi Meningkatkan Risiko Kejadian Stunting Balita Usia 12-59 Bulan Di Banten. Ilmu Gizi Indonesia;3(2):123-34.

Rizki RT. Hubungan Lingkungan Pemukiman Dan Perilaku Ibu Dengan Kejadian Stunting Di Kelurahan Balai Gadang Wilayah Kerja Puskesmas Aia Dingin Kota Padang Tahun 2020: Universitas Andalas; 2020.

Published
2023-12-01
How to Cite
Ar Rahma, C. A., Rahmatillah Razak, & Dwi Septiawati. (2023). Analisis Spasial Kasus Stunting Berdasarkan Fasilitas Kesehatan dan Korelasi Faktor Risiko Lingkungan Pada Balita di Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2023 : Spatial Analysis of Stunting Cases Based on Health Facilities and Correlation of Environmental Risk Factors in Toddlers in Ogan Ilir Regency in 2023. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(12), 2588-2598. https://doi.org/10.56338/mppki.v6i12.4333