Analisis Spasial Kejadian Tuberkulosis di Kota Banda Aceh
Spatial Analysis of Tuberculosis Event in the City of Banda Aceh
Abstract
Latar belakang: Gejala klinis TBC dan Covid-19 yang hampir sama memunculkan stigma di masyarakat untuk menahan diri tidak mendatangi pelayanan kesehatan. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan penemuan kasus dan terhambatnya penanganan TB. Maka perlu, mengidentifikasi faktor risiko untuk memutuskan mata rantai penularan dan melaksanakan program pencegahan serta penanggulangan TBC Paru BTA dilakukan analisis kewilayahan sebaran kasus secara deskriptif analitik dengan pendekatan Geographic Information System (GIS).
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengelompokan kasus TBC serta populasi kasus TBC Paru BTA (+) dengan pendekatan Geographic Information System (GIS).
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan Geographic Information System (GIS) untuk mengidentifikasi pengelompokan kasus TBC serta populasi kasus TBC Paru BTA (+) berjumlah 455 kasus menggunakan data sekunder dari Laporan TB 03 SO (Sensitif Obat) Program Tuberkulosis Dinkes Aceh. Teknik analisis data menggunakan QGIS 2.6.1, SatScan dan GeoDa.
Hasil: Kasus TB di Kota Banda Aceh paling tinggi terjadi pada laki-laki, pada tahun 2019 sebanyak 73% dan tahun 2020 kasus sebanyak 65.1% pada kelompok umur terbanyak menderita TB pada kategori usia produktif. Hasil uji bivariat BiLISA tahun 2019 menunjukkan bahwa 14 desa (15,5%) dan 13 desa (14,4%) pada tahun 2020 memiliki hubungan signifikan antara kepadatan penduduk dengan jumlah kasus TB serta uji Moran’s Scatterplot menunjukkan nilai Moran’s I = 0,096 pada tahun 2019 dan nilai Moran’s I = 0,032 pada tahun 2020 artinya terdapat autokorelasi spasial positif antara kepadatan penduduk dengan kejadian TB Paru di Kota Banda Aceh dan terdapat pengelompokan kasus di Kecamatan Meuraxa pada tahun 2019.
Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa laki-laki lebih rentang untuk terinfeksi TB Paru. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk dengan kejadian TB Paru.
References
Glaziou P. Predicted impact of the COVID-19 pandemic on global tuberculosis deaths in 2020. 2020;
WHO. Tuberculosis. 2020.
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta; 2019.
Dinkes Aceh. Profil Kesehatan Aceh Tahun 2020. Banda Aceh; 2020.
Fahdhienie F, Agustina A, Ramadhana PV. Analysis Of Risk Factors For The Incidence Of Tuberkulosis In The Work Area Of Pidie Health Center , Pidie Regency. SEL J Penelit Kesehat. 2019;7(2):52–60.
Shaweno D, Horton KC, Hayes RJ, Dodd PJ. Assortative social mixing and sex disparities in tuberculosis burden. Sci Rep [Internet]. 2021 Dec 1 [cited 2022 Jul 30];11(1). Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33824360/
Ahmad N, Baharom M, Aizuddin AN, Ramli R. Sex-related differences in smear-positive pulmonary tuberculosis patients in Kuala Lumpur, Malaysia: Prevalence and associated factors. PLoS One [Internet]. 2021 [cited 2022 Aug 2];16(1):e0245304. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33417609/
Rahmaniati H. Analisis Spasial Kasus Baru Tuberkulosis BTA (+) terhadap Kepadatan Penduduk di Jawa Tengah Tahun 2016-2018. J Ilmu Kesehat Masy [Internet]. 2020 Jul 16 [cited 2022 Sep 24];9(03):137–43. Available from: https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/view/498
Fat’Ha N, Sutanto HT. Identifikasi Autokorelasi Spasial Pada Pengangguran Di Jawa Timur Menggunakan Indeks Moran. MATHunesa J Ilm Mat. 2020;8(2):89–92.
Fahdhienie F, Sitepu FY. Spatio-temporal analysis of tuberculosis incidence in North Aceh District, Indonesia 2019-2021. Geospat Health. 2022;17(2).
Martial NT, Mubarik S, Yu C. Long-term trends of tuberculosis incidence and mortality in four central African countries. Sci Rep [Internet]. 2021 Dec 1 [cited 2022 Aug 2];11(1). Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34404835/
Shimeles E, Enquselassie F, Aseffa A, Tilahun M, Mekonen A, Wondimagegn G, et al. Risk factors for tuberculosis: A case–control study in Addis Ababa, Ethiopia. PLoS One [Internet]. 2019 Apr 1 [cited 2022 Aug 2];14(4):e0214235. Available from: https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0214235
Wardani DWSR, Wahono EP. Spatio‑Temporal Dynamics of Tuberculosis Clusters in Indonesia. Indian J Community Med. 2020;45(1):43–7.
Fatikha AN, Martini M, Hestiningsih R, Kusariana N. Spatial Analysis of a Tuberculosis Incidence in Magelang City in 2021. Dis Prev Public Heal J. 2021;16(1):37–46.
Tadesse S, Enqueselassie F, Hagos S. Spatial and space-time clustering of tuberculosis in Gurage Zone, Southern Ethiopia. PLoS One. 2018;13(6):1–14.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.