Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Kemandirian Keluarga Merawat Penderita Tuberculosis Paru Program DOTS di Wilayah Kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura
The Influence of Health Counseling on the Independence of Families in Care of Pulmonary Tuberculosis Patients DOTS Program in the Working Area of Hamadi Health Center, Jayapura City
Abstract
Latar belakang: Di Papua, kasus Tuberculosis selama beberapa tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 terdapat sebanyak 2301 orang yang sembuh sebanyak 2085 orang atau 90,6 %. Tahun 2018 jumlah penderita Tuberculosis BTA (+) yang mendapat pengobatan sebanyak 3187 orang dan yang sembuh sebanyak 2764 orang atau 86,7 % sedangkan pada tahun 2019 jumlah penderita TBC BTA (+) yang mendapat pengobatan sebanyak 1620 orang atau 72,6 % (Dinkes Prov. Papua, 2019).
Tujuan : Diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat kemandirian keluarga dalam merawat penderita Tuberculosis Paru Program Direct Observed Short Course Treatment (DOTS) di wilayah kerja Puskesmas Hamadi Kota Jayapura.
Metode : Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan menggunakan metode one group pretest-postest design yaitu penelitian yang menggunakan satu kelompok subyek, pengukuran dilakukan sebelum dan setelah pemberian perlakuan pada subyek. Perbedaan kedua hasil pengukuran dianggap sebagai efek perlakuan.
Hasil: Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuissioner, observasi dan wawancara. Lembar kuissioner dianalisa berdasarkan jawaban yang benar disusun atas skala Guttman, untuk nilai kuissioner : Ya = 1, Tidak = 0, kemudian skor dijumlahkan dan hasilnya menunjukkan tingkat kemandirian keluarga.
Kesimpulan: 1. Tingkat kemandirian keluarga dalam merawat penderita Tuberculosis Paru Program Direct Observed Short Course Treatment (DOTS) sebelum pemberian penyuluhan kesehatan tentang TBC Paru termasuk dalam tingkat kemandirian 2 (dua). 2. Tingkat kemandirian keluarga dalam merawat penderita Tuberculosis Paru Program Direct Observed Short Course Treatment (DOTS) setelah pemberian penyuluhan kesehatan tentang TBC Paru termasuk dalam tingkat kemandirian 4 (empat). 3. Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang TBC Paru terhadap peningkatan kemandirian keluarga dalam merawat penderita Tuberculosis Paru Program Direct Observed Short Course Treatment (DOTS)
References
Wahyu GG. TBC Pada Anak Jangan Anggap Remeh. Jakarta: Dian Rakyat; 2008.
Depkes RI. Infodatin Tuberculosis. Kementeri Kesehat RI. 2018;1.
Dinkes Kota Jayapura. Laporan Tahunan TB Kota Jayapura. In 2018.
Pedoman Nasional Tuberklosis Anak, Jakarta; PP IDAI Puskesmas Hamadi, 2019. Laporan tahunan TBC, Puskesmas Hamadi : Papua. In.
Ratnasari D, Sakti YBH. Hubungan Antara Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Penderita Tuberculosis yang Berobat di Wilayah Puskesmas Karanganyar. Psycho Idea. 2015;13(2).
Hulu VT, Pane HW, Tasnim T, Zuhriyatun F, Munthe SA, Hadi S, et al. Promosi kesehatan masyarakat. Yayasan Kita Menulis; 2020.
Kwick R. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 1974.
Notoatmodjo S. Promosi kesehatan & ilmu perilaku. 2007;
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.