Analisis Determinan Tuberculosis di Kota Makassar
Determinant Analysis of Tuberculosis in Makassar City
Abstract
Latar belakang: Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina. Kota Makassar menempati peringkat petama dalam jumlah kasus TBC di Sulawesi Selatan walaupun jumlah kasus baru TBC cenderung mengalami penurunan di tahun 2021 yaitu sebesar 2.614 kasus akibat Sistem Kesehatan teralihkan kepada penanganan COVID dan kebiasaan penggunaan masker.
Tujuan: Menganalisis determinan TBC di kota Makassar tahun 2021 menurut jenis pelayanan kesehatan, investigasi kontak, Pengobatan (Riwayat Pengobatan Sebelumnya, OAT dan Hasil Akhir Pengobatan) dan Status HIV.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif study. Jumlah sampel penelitian sebanyak 1159 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis secara deskriptif
Hasil: Case Notification Rate (CNR) di kota Makassar 70,8%. Cure Rate 32,5% dan success rate 78,3%. Penemuan kasus TBC terbanyak di Puskesmas (77,4%) dan sebagian besar tidak melaksanakan investigasi kontak(65,6%). Berdasarkan pengobatan ditemukan 92,2% penderita baru, 91,2 mengunakan obat kategori 1 dan 45,8% menyelesaikan pengobatan lengkap. Penderita TBC positif HIV 1,6% dan status HIV tidak diketahui 89,4%.
Kesimpulan: Kasus TBC di kota Makassar masih cukup tinggi dimana 92,2% dari kasus yang ditemukan merupakan penderita baru. Kasus yang ditemukan 37,8% terkonfirmasi klinis dan 62,2% terkonfirmasi bakteriologis. Pada kasus yang ditrmukan umumnya tidak dilakukan pemeriksaan kontak yang berisiko menjadi potensi penularan di masyarakat.
References
WHO. Tuberculosis Reports. Vol 188.; 2020. doi:10.1016/S0140-6736(00)58733-9
WHO. Global Tuberculosis Report 2021.; 2021.
Pusdatin Kemenkes. Tuberkulosis. Published online 2020:6.
World Health Organization. The End Strategy TB. Vol 53. 2017; 2017.
Kemenkes RI. Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia 2020-2024. In: Pertemuan Konsolidasi Nasional Penyusunan STRANAS TB. 2020; 2020:135.
Kemenkes RI. Buletin eliminasi TB. Buletin Eliminasi Tuberkulosis. 2020;1(0):28.
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Investigasi kontak Pasien TBC bagi Petugas Kesehatan dan Kader. Published online 2019:1-80.
Bisara Lolong D, Suriani Simarmata O, Novianti, Senewe FP. Situation of Human Immunodeficiency Virus-Tuberculosis in Merauke District 2018: Threat to Productive Age. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2019;10(1):1-9. doi:10.22435/kespro.v10i1.1711.1-9
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberculosis. Published online 2020:156.
Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. In: Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2019. ; 2019:11-16.
Kemenkes RI. Laporan Provinsi Sulawesi Selatan Riskesdas 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2019;110(9):1689-1699.
YKI. MANDIRI-TB : Perkuat Kolaborasi Jejaring Dalam Eliminasi TBC di Kota MAKASSAR Melalui Forum Multi Sektor. Published online 2021.
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016. Published online 2016:163.
Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. Published online 2011.
Muniyandi M, Ramachandran R, Balasubramanian R. Indian Journal of Tuberculosis Costs To Patients With Tuberculosis Treated Under Dots Programme.
Reechaipichitkul W, Faksri K, Pimrin W, Bourpoern J, Prompinij S. Transmission And Risk Factors For Latent Tuberculosis Infections Among Index Case-Matched Household Contacts.
Yenny Fitrika dan. HUBUNGAN TUBERKULOSIS DENGAN HIV/AIDS Correlation between Tuberculosis with HIV/AIDS. II(2).
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.