Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Indonesia Tahun 2014-2021 : Literature Review
Risk Factors for Lung Tuberculosis in Indonesia 2014-2021 : Literature Review
Abstract
Latar belakang: Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang sudah lama muncul dan sampai saat ini masih menjadi salah satu masalah besar di bidang kesehatan. Indonesia merupakan kontributor terbesar kedua pada peningkatan kasus tuberkulosis secara global.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kejadian tuberkulosis paru di Indonesia.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah meta-analisis dengan menggunakan sampel 16 artikel jurnal yang relevan. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan pencarian artikel yang berhubungan dengan tujuan dari topik penelitian ini pada database yang digunakan yaitu Google Scholar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang telah terkumpul akan di tabulasi dan dibuat tabel menggunakan Microsoft Excel dan data akan dianalisis dengan menggunakan aplikasi JASP 2 versi 0.16.2.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan hasil meta-analisis pada variabel kepadatan hunian rumah sebesar 2,1382 (95% CI 0,28 – 1,25), ventilasi rumah sebesar 1,1735 (95% CI -0,28 – 0,60) dan kelembapan rumah sebesar 1,9739 (95% CI 0,51 – 0,86).
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor risiko tertinggi yang dapat berdampak sebagai penyebab kasus penyakit tuberkulosis paru yaitu kepadatan hunian rumah dengan risiko 2,1382 lebih besar dibandingkan kepadatan hunian rumah yang telah memenuhi syarat.
References
Budi IS, Ardillah Y, Sari IP, Septiawati D. Analisis Faktor Risiko Kejadian penyakit Tuberculosis Bagi Masyarakat Daerah Kumuh Kota Palembang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2018;17(2):87–94.
CDC. Tuberculosis (TB): How TB Spreads. Division of Tuberculosis Elimination. 2021;2016.
CDC. Tuberculosis (TB): Signs & Symptoms. Center for Disease Control. 2016;2016.
WHO. Global Tuberculosis Report 2020. Geneva: World Health Organization; 2020.
KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. 139 p.
Susanti EW. Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Penyakit TB Paru BTA Positif di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda. 2016;2(2):121-131.
Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Tuberkulosis 2018. Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
Ruhban A, Lestary ID, Rakhmansya AAR. Hubungan Kondisi Rumah dengan Kejadian Penyakit TBC Paru Dikelurahan Baraya Kecamatan Bontoala Kota Makassar. 2020;20(1):110-7.
Retnawati H, Apino E, Kartianom, Djidu H, Anazifa RD. Pengantar Analisis Meta. 2018. 13 p.
Langkai AS, Pungus M, Bawilling N. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kumelembuai Kecamatan Kumelembuai. 2020;1(1):7-13.
Singh M, Mynak ML, Kumar L, Mathew JL, Jindal SK. Prevalence and risk factors for transmission of infection among children in household contact with adults having pulmonary tuberculosis. Archives of Disease in Childhood. 2005;90(6):624–8.
Tatangindatu MA, Umboh MJ. Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Pesisir. 2021;5(1):31-35
Permenkes No. 1077. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. 2011.
Wardhana MF, Milanda T, Sumiwi SA. Assessment of Risk Factors of Hepatotoxicity among Tuberculosis Patients. Pharmacology and Clinical Pharmacy Research. 2018; 3(1):10 -5.
Rahmawati S, Ekasari F, Yuliani V. Hubungan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2020. 2021;1(2):254-265.
Ruswanto B. Analsis Spasial Sebaran Kasus Tuberkulosis Paru ditinjau dari Faktor Lingkungan Dalam dan Luar Rumah di Kabupaten Pekalongan. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro; 2010.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.