Pemetaaan Kerawanan dan Penentuan Prioritas Penanganan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Padang
Vulnerability Mapping and Handling Priority of Dengue Hemorrhagic Fever in Padang City
Abstract
Latar Belakang: Demam berdarah dengue (DBD) masih merupakan permasalahan serius di Kota Padang dan penyumbang kasus terbanyak di Provinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2020, terdapat 292 kasus DBD di Kota Padang, namun belum diketahui bagaimana sebaran kasus tersebut secara spasial dikaitkan dengan faktor lingkungan dan demografi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran (kasus DBD, kepadatan penduduk, suhu udara), memetakan tingkat kerawanan DBD dan penentuan prioritas penanganan penyakit DBD berdasarkan unit kelurahan di Kota Padang Tahun 2020.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan teknik skoring dan overlay. Data penelitian berupa data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Padang, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang dan United State Geological Survey tahun 2020.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan dari 104 kelurahan, terdapat 11 kelurahan dengan tingkat kerawanan tinggi dengan prioritas penanganan pertama yaitu Kelurahan Kuranji, seterusnya yaitu Kelurahan Korong Gadang, Surang Gadang, Dadok Tunggul Hitam, Pasar Ambacang, Lubuk Buaya, Bungo Pasang, Batang Kabung, Jati, Jati Baru, dan Alai Parak Kopi. Pemerintah diharapkan untuk dapat meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan penyakit DBD dengan memfokuskan pada kelurahan dengan tingkat kerawanan tinggi
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemetaaan tingkat Kerawanan DBD di Kota Padang dengan menggunakan parameter (kasus DBD, kepadatan penduduk dan suhu udara tahun 2020) menunjukkan dari 104 kelurahan yaitu pada tingkat kerawanan tinggi (11 kelurahan), sedang (41 kelurahan), rendah (40 kelurahan) dan sangat rendah (12 kelurahan).
References
WHO. Dengue and Severe Dengue [Internet]. 2019. Available from: https://www.who.int/en/news-room/factsheets/detail/dengue-and-severe-dengue
WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever. 2011.
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. 2021.
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta; 2018.
Dinkes Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang 2020. 2021.
Roziqin A, Hasdiyanti F. Pemetaan Daerah Rawan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Pulau Batam. J Integr. 2017;9(2):106.
Nazri CD dkk. Utilization of Geoinformation Tools for Dengue Control Management Strategy: A Case Study in Seberang Prai, Penang Malaysia. Int J Remote Sens Appl. 2013;3:11–7.
Pongsilurang CM, Sapulete MR, Kaunang WPJ. Pemetaan Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kota Manado. J Kedokt Komunitas Dan Trop. 2015;3(2).
Sintorini MM. Pengaruh Iklim terhadap Kasus Demam Berdarah Dengue. Kesmas Natl Public Heal J. 2007;2(1):11.
Prahasta. Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika; 2014.
Handiny F, Rahma G, Rizyana NP. Pemetaan Kerawanan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Kota Padang. J Kesehat. 2021;12(1):018.
Supriatna. Sistem Informasi Geografis Analisis dan Aplikasi Edisi 2. Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia; 2018.
Suryaningtyas NH, Salim M, Margarethy I. Pemetaan Karakteristik Wilayah Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 2011-2015. Bul Penelit Kesehat. 2019;47(3):143–52.
Ruliansyah A, Yuliasih Y, Hasbullah S, Goddard J. Tingkat Kerawanan Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh di Kota Banjar Provinsi Jawa Barat. J Ekol Kesehat. 2013;12(2):106–16.
BPS Kota Padang. Kota Padang dalam Angka 2021.
Handayani. Analisis Spasial Temporal Hubungan Kepadatan Penduduk Dan Ketinggian Tempat Dengan Kejadian DBD Kota Padang. J Kesehat Med Saintika. 2017;8(1).
Sembel. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: Andi offset; 2009.
Haryadi. Analisis Spasial Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karawang tahun 2005-2007. Tesis: FKM UI; 2007.
Hairani LK. Gambaran Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Angka Insidennya di Wilayah Kecamatan Cimanggis, Kota Depok Tahun 2005 – 2008. Universitas Indonesia;
Farahiyah M, Nurjazuli, Setiani O. Spatial Analysis of Demography Factor and the Incidence of Dhf in Demak. Bul Penelit Kesehat. 2014;42(1):25–36.
Hasyim H. Analisis spasial Demam Berdarah Dengue di Provinsi Sumatera Selatan. J Pembang Mns [Internet]. 2009;9(3):11. Available from: http://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/view/177/98
Li Z, Yin W, Clements A, Williams G, Lai S, Zhou H, et al. Spatiotemporal analysis of indigenous and imported dengue fever cases in Guangdong province, China. BMC Infect Dis. 2012;12:132.
Achmadi. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2011.
Fitriana BR. Hubungan Faktor Suhu Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Sawahan Surabaya. Indones J Public Heal. 2019;13(1):85.
Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 035 tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan akibat Perubahan Iklim. 2012.
Kartasapoetra AG. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT. Bumi Aksara; 2008.
Kemenkes. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue Indonesia. Jakarta; 2017.
Soedarto. Demam Berdarah Dengue Haemorrhagic Fever. Jakarta: CV Agung Seto; 2012. 2013 p.
Effendy S, Bey A, Zain AFM, Santosa I. Peranan Ruang Terbuka Hijau Dalam Mengendalikan Suhu Udara Dan Urban Heat Islandwilayah Jabotabek. J Agromet Indones. 2006;20(1):23–33.
Masrizal, Sari NP. Analisis kasus DBD berdasarkan unsur iklim dan kepadatan penduduk melalui pendekatan GIS di tanah datar. J Kesehat Masy Andalas [Internet]. 2016;10(2):166–71. Available from: http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/download/202/216
Ariati, Jusniar dan Anwar Musadad. Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Faktor Iklim Di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. J Ekol Kesehatan. 2012;11(4):279–86.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.