Studi Fenomenologi Perilaku Konsumsi Makanan dan Minuman Cepat Saji Khas Korea pada Milenial Kota Kendari
Phenomenological Study of Consumption Behavior of Korean Fast Food and Beverages in Millenials of Kendari City
Abstract
Latar Belakang: Budaya Korea berkembang pesat dan meluas secara global dalam dua dekade terakhir. Keberadaannya cenderung diterima publik dari berbagai kalangan sehingga menghasilkan suatu fenomena “Korean Wave†atau disebut juga Hallyu. Perkembangan teknologi informasi yang masif adalah faktor utama. Milenial adalah konsumen terbesar makanan maupun minuman cepat saji khas Korea. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran perilaku konsumsi makanan cepat saji khas Korea pada milenial di Kota Kendari.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan. Adapun desain penelitiannya yakni etnografi di mana desain ini merupakan desain penelitian kualitatif yang diaplikasikan untuk mengungkapkan kesamaan makna yang menjadi esensi dari suatu konsep atau fenomena yang secara sadar dan individual dialami oleh sekelompok individu dalam hidupnya.
Hasil: Dari penelitian yang dilakukan diperoleh gambaran mengenai perilaku konsumsi makanan/minuman khas Korea. Informan yang mengungkapkan bahwa trend konsumsi makanan/minuman Korea ini dipengaruhi oleh keinginan untuk mencoba sesuatu yang sedang viral sebanyak 87,5 %. Hal ini diperkuat dengan hasil yang didapatkan dari informan bahwa film sangat mempengaruhi perilaku konsumsi makanan/minuman Korea yakni sebanyak 87,5 %, adapun pengaruh fashion dan musik masing-masing 6,2 %. Terkait dengan perilaku kesehatan terlihat bahwa milenial memahami bahwa perilaku konsumsi makanan cepat saji ini kurang baik bagi kesehatan. Dengan persentase dari total informan sebanyak 93,8 %. Dari informan juga didapatkan bahwa 93,3 % mengungkapkan bahwa mereka jarang mengkonsumsi makanan/minuman khas Korea.
Kesimpulan: Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek budaya, film, fashion dan musik memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumsi makanan dan minuman cepat saji khas Korea di Kota Kendari.
References
Hasanah U-, Rencidiptya TA. DAYA TARIK MENJAMURNYA RESTORAN KOREA DI YOGYAKARTA. J Sosiol Reflektif. 2020;14(2).
Kim DY, Ahn A, Lee H, Choi J, Lim H. Dietary patterns independent of fast food are associated with obesity among Korean adults: Korea National Health and Nutrition Examination Survey 2010–2014. Nutrients. 2019;11(11).
Gerung J, Kasih RU. STUDI ETNOGRAFI PERSEPSI KAUM PRIA DI WILAYAH PESISIR KEC.ABELI KOTA KENDARI MENGENAI KB PRIA/VASEKTOMI. (Jurnal Ilm Mhs Kesehat Masyarakat). 2020;5(4).
Usop TB. Kajian Literatur Metodologi Penelitian Fenomenologi dan Etnografi. Researchgate. 2016;1(1).
Lazim OK. Faktor Eksogen Perilaku. J Tunas Bangsa. 2013;185–97.
Husaini, Rahman F, Marlinae L, Rahayu A. Antropologi sosial kesehatan. Antropol Sos Kesehat. 2017;
Soekidjo Notoadmodjo. PENDIDIKAN DAN PERILAKU KESEHATAN. JAKARTA: PT Rineka Cipta (2012). Metodol Penelit Kesehat. 2012;
Rachman WONN, Syafar M, Amiruddin R, Rahmadania WO, Gerung J. The family roles to prevention of drug abuse in adolescents. Malaysian J Med Heal Sci. 2020;16:137–41.
Authors who publish with Journal of Public Health and Pharmacy retain the copyright of their work. The journal applies a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0), which grants the following rights:
-
Copyright Retention: Authors retain the copyright of their work, maintaining full control over their intellectual property without restrictions.
-
Right of First Publication: Authors grant the journal the right of first publication of their work. This ensures that the work is initially published and credited in Journal of Public Health and Pharmacy.
-
License to Share and Reuse: The work is licensed under CC BY-SA 4.0, allowing others to copy, distribute, remix, and build upon the work for any purpose, even commercially, as long as proper credit is given to the authors, and any new creations are licensed under the same terms.