Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur di Puskesmas S. Parman Kotamadya Banjarmasin

  • Husnul Khatimatun Inayah Fakultas kesehatn Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Albanjari, Banjarmasin
Keywords: Pemakaian, kontrasepsi, WUS

Abstract

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016  sebesar 258.986 jiwa dengan laju pertambahan penduduk mencapai 3,24 juta jiwa pertahun. Upaya pemeruntah untuk menekan laju pertambahan penduduk dengan menurunkan jumlah kelahiran melalui program Keluarga Berencana dan penundaan umur pernikahan pertama. Metode Kontrasepsi yang paling diminati di adalah metode kontrasepsi jangka pendek yaitu suntikan (52,8%) dan pil (23, 77%). Pil merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak menjadi penyumbang angka drop aut. Sedangkan Alat kontrasepsi dalam Rahim (IUD) (4,73%), Alat kontrasepsi jangka panjang yang kurang diminati. Puskesmas S. Parmam memiliki Akseptor KB aktif 645 orang, tahun 2018 yang menggunakan kontrasepsi pil sebanyak 305 orang, suntikan sebanyak 292 suntikan dan kondom sebanyak 48 orang, sedangkan IUD tidak ada. Tahun 2019 dari bulan Januari–Agustus dari 575 KB aktif yang menggunakan kontrasepsi pil 257 dan suntikan 282, kondom 38 orang dan IUD 1 orang. Pemakaian kontrasepsi dipengaruhi factor pengetahuan, Pendidikan dan dukungan suami. Tujuan penelitian Mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi pada wanita usia subur di Puskesmas S. Parman kotamadya Banjarmasin. Jenis penelitian adalah analitik dengan  Rancangan yang  cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah kunjungan akseptor KB selama 1 bulan dalam masa penelitian. Hasil penelitian didapatkan hubungan antara Pendidikan, pengetahuan dan dukungan suami dengan pemakaian kotrasepsi pada WUS di Puskesmas S.Parman Banjarmasin.

References

Nurdianti SR. Analisis faktor-faktor hambatan komunikasi dalam sosialisasi program Keluarga Berencana pada masyarakat kebon agung-Samarinda. J Ilmu Komun. 2014;2(2):145–59.

Yuhedi TL, Kurniawati T. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta EGC. 2013;

Rahim YSNA, Sudharma NI. Hubungan personal hygiene dengan kejadian fluor albus pada pasien pemakai alat kontrasepsi dalam rahim. Trisakti University; 2017.

Inayah HK, Netty N, Qariati NI, Widyarti A. Edukasi Kontrasepsi IUD pada Akseptor KB di Rt. 9 Kelurahan Pasar Lama Wilayah Kerja Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin. J Abdimas Kesehat. 2020;2(2):100–3.

Permatasari R, Suniarti DF, Herda E, Mas’ud ZA. Identification of alkaloids of Indonesian Cacao beans (Theobroma cacao L.) and its effect on tooth enamel hardness. J Med Plants Res. 2016;10(15):202–8.

Pitriani R. Hubungan pendidikan, pengetahuan dan peran tenaga kesehatan dengan penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar Pekanbaru. J Kesehat Komunitas. 2015;3(1):25–8.

Rahayu S, Hastuti RE. Dukungan Suami Pada Akseptor KB IUD Di Desa Caruban Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. J Kebidanan. 2017;6(1):1–5.

Sulistiyanti A, Untariningsih RD. Hubungan Status Pekerjaan dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita di Posyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Infokes J Ilm Rekam Medis dan Inform Kesehat. 2013;3(2).

Bernadus JD, Madianung A, Masi G. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) bagi akseptor KB di Puskesmas Jailolo. e-NERS. 2013;1(1).

Budiman R. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID): Salemba Medika; 2013.

Sriningsih I. Faktor demografi, pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan pemberian ASI eksklusif. KEMAS J Kesehat Masy. 2011;6(2).

Pinontoan S, Solang SD, Tombokan SG. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara. J Ilm Bidan. 2014;2(2):91085.

Published
2021-05-18
How to Cite
Inayah, H. K. (2021). Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi pada Wanita Usia Subur di Puskesmas S. Parman Kotamadya Banjarmasin. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(2), 128-131. https://doi.org/10.56338/mppki.v4i2.1485