Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Rs Ibnu Sina Makassar Tahun 2016, 2017, dan 2018 (Melalui Pendekatan Barber-Johnson)

  • Andi Sulfiani Herawaty Magister Kesehatan Pascasarjana UMI Makassar
Keywords: Efisiensi, Pelayanan Rawat Inap, Grafik Barber-Johnson

Abstract

Efisiensi pelayanan rawat inap di rumah sakit dapat dinilai dengan menggunakan empat parameter Grafik Barber-Johnson yang berkaitan dengan pemanfaatan tempat tidur yang tersedia di rumah sakit. Nilai indikator efisiensi Barber-Johnson di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2016 hingga 2018 belum efisien. Tahun 2016 diperoleh nilai BOR 60%, LOS 4 hari, TOI 3 hari, BTO 55 kali, tahun 2017 diperoleh nilai BOR 52%, LOS 4 hari, TOI 4 hari, BTO 46 kali, dan tahun 2018 diperoleh nilai BOR 48%, LOS 4 hari, TOI 4 hari, BTO 46 kali. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi pelayanan rawat inap di RS Ibnu Sina Makassar dan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi rumah sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam kepada delapan informan yang terdiri dari wakil direktur pelayanan medik, kepala bidang peayanan medik, staf SPI,  kepala ruang di ruang rawat inap, tenaga rekam medis, pasien rawat inap, dan menggunakan data sekunder dari rumah sakit. Hasill penelitian dan diskusi menunjukkan bahwa berdasarkan Grafik Barber-Johnson, dari lima ruangan pelayanan rawat inap tidak ada ruangan yang dikategorikan telah efisien. Efisiensi pelayanan rawat inap di tiap ruangan RS Ibnu Sina Makassar belum efisien dikarenakan jumlah tempat tidur tidak sesuai dengan jumlah pasien yang dirawat dan hari rawatan yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pelayanan rawat inap di rumah sakit adalah kurang memadainya sarana dan prasarana terutama fasilitas penunjang medis, kondisi pasien, dan kebijakan di era-JKN yang ada. Kesimpulan RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2018 masih belum masuk ke dalam daerah efisien Grafik Barber-Johnson. Strategi yang dapat dilakukan dengan mengadakan realokasi tempat tidur yang tersedia, dan memperbaiki kondsi alat-alat penunjang pelayanan medis agar pelayanan rawat inap menjadi efisien.

References

Ulumiyah NH. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan Upaya Keselamatan Pasien di Puskesmas. J Adm Kesehat Indones. 2018;6(2):149–55.

Afifah K. Hubungan mutu pelayanan kesehatan dengan minat kunjungan ulang pasien di puskesmas Cangkringan Sleman. STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta; 2017.

Soejadi S. Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit. Umum Katiga Bina, Jakarta. 1996;

PURBA DH. PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI TENAGA MEDIS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PORSEA KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 201. 2018;

Hatta GR. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di sarana pelayanan kesehatan. Jakarta Univ Indones. 2008;

Zaluchu SE. Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama. Evang J Teol Injili dan Pembin Warga Jemaat. 2020;4(1):28–38.

Sudra RI. Statistik Rumah Sakit. Yogyakarta Graha Ilmu. 2010;39–59.

YULIA UMMUL K. ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA KELAS I, II, DAN III DI RSUD DR. RASIDIN PADANG TAHUN 2013-2014. Universitas Andalas; 2016.

Lumbantoruan VP. Gambaran Efisiensi Pelayanan Rawat Inap berdasarkan Grafik Barber Johnson di RSUD Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2017. 2018;

Hijrah N. Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Padang Berdasarkan Grafik Barber Johson Tahun 2014-2016. Universtas Andalas; 2017.

Rustiyanto E. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta Graha Ilmu. 2010;52–9.

Published
2021-05-18
How to Cite
Herawaty, A. S. (2021). Analisis Efisiensi Pelayanan Rawat Inap di Rs Ibnu Sina Makassar Tahun 2016, 2017, dan 2018 (Melalui Pendekatan Barber-Johnson). Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(2), 121-127. https://doi.org/10.56338/mppki.v4i2.1484