Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-59 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wonomulyo Tahun 2021

Factors Related to Stunting Incidence in Toddlers Aged 25-59 Months at Posyanduworking Area of Wonomulyo Puskesmas in 2021

  • Adi Hermawan Program Studi Ners STIKES Amanah, Makassar
  • Fredy Akbar K Program Studi Keperawatan AKPER YPPP, Polewali Mandar
Keywords: Kejadian Stunting, Tinggi Badan Ibu, Balita

Abstract

Latar belakang: Stunting masih menjadi permasalahan dalam masalah gizi dan tumbuh kembang anak di Indonesia. Stunting di Sulawesi Barat pada tahun 2019 sebesar 11,4%. Prevelensi stunting tertinggi berada di Kabupaten Polewali Mandar yaitu sebanyak 7,7% balita pendek dan 23,3% balita sangat pendek. Penyumbang angka stunting tertinggi adalah Puskesmas Wonomulyo dengan  549 balita. Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting.

Tujuan: Mengetahui faktor-faktor  yang  berhubungan  dengan  kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wonomulyo Tahun 2021.

Metode : Penelitian ini bersifat observasional dengan desain case control dengan menggunakan data sekunder dari buku KIA ibu dan data primer melalui wawancara. Variabel yang diteliti meliputi tinggi badan ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, pemberian ASI eksklusif, berat lahir,  dan  jenis  kelamin. Teknik  pengambilan  sampel  menggunakan  simpel rundom sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 152 sampel yang meliputi 76 kelompok kasus dan 76 kelompok kontrol.

Hasil: Hasil penelitian didapatkan variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah tinggi badan ibu p- value 0,015 (95% CI 1,495-40,012), pemberian ASI Eksklusif p-value 0,006 (95% CI 1,366 – 6,228), jenis kelamin p-value 0,002 (95% CI 1,590-7,312). Hasil analisis multivariat tinggi badan ibu memiliki besar risiko paling tinggi terhadap dengan kejadian stunting  (p=0,015 OR=7,735, 95% CI=1,495-40,012) dan jenis kelamin merupakan faktor yang paling signifikan terhadap kejadian stunting p- value 0,002 (95% CI 1,590-7,312). Tinggi badan ibu merupakan faktor  yang paling dominan dalam hubungannya dengan kejadian stunting.

Kesimpulan: Semua variable dalam penelitian ini memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wonomulyo Tahun 2021.

References

Anisa, Paramitha. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 25-60 Bulan Di Kelurahan Kalibiru Depok Tahun 2012. Jakarta: Universitas Indonesia.

AL – Rahmad Ah, Miko A, Hadi A. 2013. Kajian Stunting Pada Anak Balita Ditinjau Dari Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Imunisasi, Dan Karakteristik Keluarga Di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasawakes. 6(2): 169 – 184.

Arifin, D.Z., Irdasari, S.Y., Sukandar,H. 2012. Analisis sebaran dan faktor resiko stunting pada balita di Kabupaten Purwakarta. Epidemiologi Komunitas FKUP Bandung.

BAPPENAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015. http://www.4shared.com/get/I45gBOZ/Rencana_Aksi_Nasional_Pangan. Diakss 18 Mei 2021.

Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. 2017. Pedoman Pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2017. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik.

Candra A., Puruhita N., Susanto J.C., 2011. Risk Factors of Stunting among 1-2 Years Old Children in Semarang City. M Med Indones, 45(3): 206-12.

Dinas Kesehatan Sulbar. 2020. Profil Kesehatan Sulbar Tahun 2020. Mamuju: Dinkes Sulbar.

Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2020. Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2020. Mamuju: Dinkes Kabupaten Polewali Mandar.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu . 2012. Direktorat Bina Kesehatan Ibu Akan Lakukan Assessment Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu di 20 Kabupaten/Kota. Diunduh 22 April 2021, dari Kesehatan Ibu:http://www.depkes.go.id

Gibson, R. S. 2005. Principles of Nutritional Assessment. Second Edition. Oxford University Press Inc, New York

Haile, Demwoz, Azage Muluken, Mola Tegegn, and Rainey Rochelle. 2016. Exploring spatial variations and factors associated with childhood stunting in Ethiopia: spatial and multilevel analysis. Eithopia: BMC Pediatrics

Jesmin Aklima et al, 2011, Prevalence and Determinants of Chronic Malnutritionamong Preschool Children: A Cross-sectional Study in Dhaka City,Bangladesh. Journal of Health Population and Nutrition, vol 29, pp 494-499.

Kementrian Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR: 1995/MENKES/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 12 April 2021 dari http://www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2017. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 April 2021 dari www.depkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 April 2021 dari http://www.pusdatin.kemkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pusat Data dan Informasi 2021. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 12 April 2021 dari http://www.depkes.go.id

Kementrian Kesehatan RI. 2019. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 April 2021 dari www.depkes.go.id

Lesiapeto, et al. 2010. Risk Factors of Poor Anthropometric Status In Children Under Five Years of Age Living In Rural Districts of The Eastern Cape And Kwazulu-Natal Provinces, South Africa. S Afr J Clin Nutr, 23(4): 202-207. Dapat diakses di www.sajcn.co.za

Manurung, Joni J, Adler dan Ferdinand. 2009, Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter, Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Medhin, Gima et al. 2010. Prevalence and Predictors Of Undernutrition Among Infants Age Six and Twelve Months In Butajira, Ethiopia: The P-MaMiE Birth Cohort. Mdhin et al. BMC Public Health, 10:27. Dapat diakses di www.biomedcentral.com

Milman, A., Frongillo, E. A., Onis, M., and Hwang J-Y. 2005. Differential Improvement among Countries in Child Stunting is Associated with Long-Term Development and Specific Interventions. The Journal of Nutrition.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta

Senbanjo, I., et al. 2011. Prevalence of and Risk factors for Stunting among School Children and Adolescents in Abeokuta, Southwest Nigeria. Journal of Health Population and Nutrition. 29(4):364-370.

Taguri, AE et al. 2008. Risk Factor For Stunting Among Under Five In Libya. Public health nutrition, 12 (8), 1141-1149. Dapat diakses di www.ncbi.nlm.nih.gov.

UNICEF. 2016. A Fair Chance For Every Child. New York. USA www.unicef.org/publications. Diakses 20 April 2021

UNICEF. 2009. Tracking Progress on Child and Maternal Nutrition a Survival and Development Priority. New York. USA www.unicef.org/publications. Diakses 20 April 2021

UNICEF. 2014. The State of the World‟s Children 2014 in Numbers. Everychild Counts: Revealing Disparities, Advancing Children‟s Rights. New York. USA www.unicef.org/publications. Diakses 20 April 2021

Published
2023-01-13
How to Cite
Adi Hermawan, & Fredy Akbar K. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 25-59 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wonomulyo Tahun 2021: Factors Related to Stunting Incidence in Toddlers Aged 25-59 Months at Posyanduworking Area of Wonomulyo Puskesmas in 2021. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(1), 183-192. https://doi.org/10.56338/mppki.v6i1.2990