Analisis Kualitas Kompos Limbah Organik Rumah Tangga Berdasarkan Variasi Dosis Mol Tomat

Quality Analysis of Household Organic Waste Compost Based on Variation of Tomato Mol Dosage

  • Muh. Fajaruddin Natsir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Hasnawati Amqam Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Sulfiana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Dewi Rizky Purnama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Vivi Alfina Damayanti Syamsurijal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
  • Annisa Umniya Amir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Keywords: Kompos, Varian Dosis, MOL Tomat

Abstract

Besarnya persentase bahan organik yang dihasilkan dari rumah tangga sangat memungkinkan untuk dijadikan kompos. Pengomposan menggunakan bahan organik rumah tangga dengan bantuan bioaktivator MOL tomat dapat mengurangi jumlah timbulan sampah organik rumah tangga sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui kualitas kompos limbah organik rumah tangga berdasarkan variasi dosis bioaktivator MOL limbah tomat. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Penelitian ini menggunakan 4 jenis dosis bioaktivator yaitu dosis 0 ml, dosis 15 ml, dosis 25 ml dan dosis 50 ml.  Data yang didapatkan dianalisis menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fisik kompos (warna, bau, suhu, tekstur) pada semua varian dosis relatif sama yaitu berwarna kehitaman, berbau seperti tanah, suhu mendekati suhu tanah, tekstur belum hancur sepenuhnya. Parameter Kimia dosis 0 ml yaitu N 0,88%, P2O5 0,29%, K2O 0,85%, C/N rasio 24. Dosis 15 ml N 1,01%, P2O5 0,46%, K2O 1,21%, C/N rasio 20. Dosis 25 ml N 0,93%, P2O5 0,46%, K2O 1,03 %, C/N rasio 23. Dosis 50 ml N 1,21%, P2O5 0,46%, K2O 1,92%, C/N rasio 18. Pengomposan limbah organik rumah tangga dengan berbagai varian dosis MOL limbah tomat dapat menghasilkan kompos dengan kualitas fisik dan parameter kimia yang memenuhi standar SNI 19-7030-2004 kecuali tekstur kompos untuk semua varian dosis dan C/N rasio dosis 0 ml dan 25 ml. Sebagiknya dalam pengomposan menggunakan dosis MOL 50 ml.

References

Ashlihah A, Saputri MM, Fauzan A. Pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Organik menjadi Pupuk Kompos. Jurnal Pertanian: Pengabdian Masyarakat. 2020;1(1):30–3.

SIPSN. SIPSN - Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2021

Widya C, Supriyani N, Andianti R, Zulkifli M. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2021 Energi dan Lingkungan. Badan Pusat Statistik. Jakarta; 2021. xxvi–253.

Febriani A, Utomo H, Sultoni A. Komposting dan Ecobrick Pada Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat dan Kawasan (Studi Kasus Desa Sirau, Banyumas). Jurnal Abdimas Berdaya: Jurnal Pembelajaran, Pemberdaya dan Pengabdian Masyarakat. 2021;04(01):82.

Deasy AW, Widiyaningrum P. Penggunaan Em4 Dan Mol Limbah Tomat Sebagai Bioaktivator Pada Pembuatan Kompos. Life Science. 2016;5(1):18–24.

Nisa K. Memproduksi Kompos dan Mikro Organisme Lokal (MOL). Bibit Publisher. Jawa Timur; 2016

Ani EDA, Isna F, Yulisa S. Pemanfaatan Limbah Tomat Sebagai Agen Dekomposer Pembuatan Kompos Sampah Organik. Jurnal Teknologi Lingkung Lahan Basah. 2016;4(1):1–11.

Triyanto dan Pratama J. Membuat Pupuk Kompos dengan Sederhana. PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Jakarta; 2020

Widarti BN, Dkk. Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku Pada Pembuatan Kompos Dari Kubis dan Kulit Pisang. Jurnal Integrasi Proses. 2015;5(2):75–80.

Wahyono S, Sahwan LF, Suryanto F. Membuat pupuk organik granul dari aneka limbah. 1st ed. Artianingsih S, editor. Jagakarsa, Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka; 2011. viii–114.

Anjeliana, Umran I, Manurung R. Kajian Pengaruh Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Terhadap Kualitas Kompos Jerami. [Pontianak]: Universitas Tanjungpura, Pontianak; 2021.

SNI. Standar Nasional Indonesia Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik Badan Standardisasi Nasional. 2004;

Pitoyo. Pengomposan Pelepah Daun Salak (Salacca Edulis) Dengan Berbagai Macam Aktivator. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2016

Firdaus F. Kualitas Pupuk Kompos Campuran Kotoran Ayam dan Batang Pisang Menggunakan Bioaktivator MOL Tapai. Institut Pertanian Bogor; 2011.

Ismaya A, Nastiti SI, Suprihatin, Maddu A, Fredy A. Factors of Initial C/N and Aeration Rate in Co-Composting Process of Bagasse and Filter Cake. Teknologi Ind Pertan. 2012;22(3):173–9.

Ratna DAP, Samudro G, Sumiyati S. Pengaruh Kadar Air Terhadap Proses Pengomposan Sampah Organik Dengan Metode Takakura. Jurnal Teknik Mesin. 2017;6(2):63–8.

Kusuma MA. Pengaruh Variasi Kadar Air Terhadap Laju Dekomposisi Kompos Sampah Organik Di Kota Depok. Universitas Indonesia. Universitas Indonesia; 2012.

Pringgenies D, Widiyadmi R, Ariyanto D, Dkk. Bakteri Konsorsium Dari Serasah Mangrove untuk Produksi Kompos. Jurnal Pengelolaan Perairan. 2018;1(2):19–26.

Mulyadi Y. Studi Penambahan Air Kelapa pada Pembuatan Pupuk Cair Limbah Ikan Terhadap Kandungan Hara Makro C, N, P dan K. Universitas Diponegoro; 2015.

Purnomo EA, Sutrisno E, Sumiyati S, A. Pengaruh Variasi C/N Rasio terhadap Produksi Kompos dan Kandungan Kalium (K), Pospat (P) dari Batang Pisang dengan Kombinasi Kotoran Sapi dalam Sistem Vermicomposting. Jurnal Teknologi Lingkung. 2017;6(2):1–15.

Mahdiah W. Peran Bakteri Bacillus Sp. Achromobacter Sp. dan Jamur Trichoderman Sp. Sebagai Dekompose pada Beberapa Ketebalan Tandan Kosong Kelapa Sawit di Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara; 2021.

Ningsih NA. Perbandingan Kualitas Kompos Menggunakan Aktivator Limbah Ampas Tahu Dan Mikroorganisme Lokal (Mol) Ampas Tahu. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya; 2019.

Published
2022-12-21
Section
Original Articles