Analisis Perbedaan Koding Diagnosis antara Dokter Penyakit dalam dan Asuransi Kesehatan BPJS Berdasarkan ICD 10 di RSUD dr. Zubir Mahmud Kabupaten Aceh Timur

  • Fahlepi Ruwaida Mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia
  • Sudiro Sudiro Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia
  • Tengku Moriza Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia
  • Asyiah Simanjorang Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia
  • Megawati Megawati Dosen S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia

Abstract

Dokter penanggung jawab pasien (DPJP) mengalami kendala pada banyaknya pasien yang harus ditangani, pemahaman tentang INA CBG’s dan penulisan kode diagnosis sesuai ICD-10. Verifikator melakukan verifikasi kode diagnosis sesuai dengan sistem INA CBG’s. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana terjadinya perbedaan koding diagnosis antara DPJP dan verifikator BPJS. Metode pengumpulan data kualitatif menggunakan informan utama sebanyak 3 orang yaitu 1 orang DPJP dan 2 orang verifikator. Untuk informan triangulasi sebanyak 3 orang yaitu 1 orang Kabid. Pelayanan Medis dan 2 orang koder rumah sakit. Data yang diambil meliputi data dokter tentang pengetahuan, sikap dan praktek yang dilakukan dengan metode wawancara mendalam. Analisis data digunakan dengan analisis isi. Hasil penelitian ini adalah manajemen rumah sakit tidak menyiapkan fasilitas dalam penulisan kode diagnosa untuk Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sehingga menyebabkan kurangnya pemahaman DPJP tentang sistem INA CBG’s, tidak adanya intervensi dari manajemen rumah sakit menimbulkan ketidakpedulian DPJP dalam penulisan kode diagnosa sehingga mengakibatkan rumah sakit mengalami kerugian dalam pengklaiman BPJS namun rumah sakit terus aktif karena mendapatkan suntikan dana dari pemerintah, keterbatasan waktu yang dimiliki dokter menimbulkan hambatan dalam pengodean diagnosis. Saran peneliti meliputi melengkapi fasilitas dalam mendukung penulisan kode diagnosa, adanya intervensi manajemen kepada DPJP untuk melengkapi penulisan kode diagnosis, adanya standar operasional prosedur dan clinical pathway dalam pengodean.

References

Indonesia MKR. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). 2014;

Organization Word Health. International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems. Vol. 1. World Health Organization. 2004;

Ayu R, Ernawati D. Tinjauan Penulisan Diagnosis Utama Dan Ketepatan Kode ICD-10 Pada Pasien Umum Di Rsud Kota Semarang Triwulan I Tahun 2012 [Skripsi]. Program Sarjana Fakultas Kesehatan UDINUS. 2012;

Saputri Rofnur. Identifikasi Kelengkapan Informasi dan Keakuratan Kode Dokumen Rekam Medis Terkait Penentuan Tarif Biaya Pasien BPJS Di RSUD Pandan Arang Boyolali [Jurnal]. UMS. 2015;

Noor VMM, Ansyori A, Hariyanto T. Peran Pengetahuan dan Sikap Dokter dalam Ketepatan Koding Diagnosis berdasar ICD 10 [Jurnal]. Kedokteran Brawijaya. 2014;28(1):65–7.

Mezzich JE. International Surveys on the use of ICD-10 and Related Diagnostic Systems [Jurnal]. Psychopathology. 2002;35(2–3):72–5.

Widyaningrum L. Ketepatan Reseleksi Diagnosa dan Kode Utama Berdasarkan Aturan Morbiditas Pembiayaan Jaminan Kesehatan INA-CBGs [Jurnal]. Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2015;3(2).

Loranger AW, Janca A, Sartorius N. Assessment and Diagnosis of Personality Disorders: The ICD-10 International Personality Disorder Examination (IPDE). Cambridge University Press. 1997;

Wibowo B. Tarif INA-CBG untuk JKN 2014. Natl Casemix Center, Indones Minist Heal. 2014;

Falakhi NSA. Ketepatan Kode Kasus Neoplasma Berdasarkan ICD-10 di RSU PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016 [Tesis]. 2017;

Pujihastuti A, Sudra RI. Hubungan Kelengkapan Informasi dengan Keakuratan Kode Diagnosis dan Tindakan pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap [Jurnal]. Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia. 2014;2(2).

Maryati W, Murti B, Indarto D. Factors Affecting the Quality of Diagnosis Coding and Medical Record at Dr. Moewardi Hospital, Surakarta [Jurnal]. Heal Policy Manag. 2017;1(2):66–75.

Sugiyanto Z. Analisis Perilaku Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat Inap Di Rumah Sakit Ungaran Tahun 2005 [Jurnal]. MIKM UNDIP.200;

Rusady MA, Kes M. Peranan BPJS Kesehatan dalam Peningkatan Pelayanan Kesehatan [Jurnal]. BPJS Kesehatan Rakerkesnas. 2017;

Windari A, Kristijono A. Analisis Ketepatan Koding Yang Dihasilkan Koder Di RSUD Ungaran [Jurnal]. Riset Kesehatan. 2016;5(1):35–9.

Manaida RJ, Rumayar AA, Kandou GD. Analisis Prosedur Pengajuan Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado {Jurnal]. KESMAS. 2017;6(3).

Maimun N, Natassa J, Trisna WV, Supriatin Y. Pengaruh Kompetensi Coder terhadap Keakuratan dan Ketepatan Pengkodean Menggunakan ICD 10 di Rumah Sakit X Pekanbaru Tahun 2016 [Jurnal]. Kesmars. 1(1):31–43.

Janah FM. Hubungan Kualifikasi Coder Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Rawat Jalan Berdasarkan ICD-10 Di RS Dr. S Hardjolukito Yogyakarta 2015 [Jurnal]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015;

Himawati T, Bachtiar A. The Effect of Clinical Pathway toward Hospital’s Quality and Cost in “RSUS†Hospital Bandar Lampung. In: Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health [Jurnal]. 2018; p. 324–7.

Wijayanti FER, Wajdi MF. Analisis Clinical Pathway dengan BPJS antara RS Negeri dan RS Swasta [Tesis]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016;

Sumantri H. Metodologi penelitian kesehatan. Prenada Media. 2015.

Martha E, Kresno S. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Bidang Kesehatan. Jakarta PT RajaGrafindo Persada. 2016;

Mustari M, Rahman MT. Pengantar Metode Penelitian. Laksbang Pressindo.2012;

Paramita A, Kristiana L. Teknik Focus Group Discussion Dalam Penelitian Kualitatif. Bul Peneliti Sistim Kesehatan. 2013;16(2 Apr).

Zamili M. Menghindar dari Bias: Praktik Triangulasi dan Kesahihan Riset Kualitatif

Published
2020-06-25
Section
Original Articles