Perbedaan Kesejahteraan Psikologis Pada Ibu Berdasarkan Struktur Keluarga Di Desa Kaligung Kabupaten Banyuwangi

  • Fitria Puspitasari Departement Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
  • Setya Haksama Departement Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Keywords: Kesejahteraan psikologis, Struktur Keluarga, Keluarga inti, Keluarga batih

Abstract

Psychological well being atau kesejahteraan psikologis dapat dikatakan sebagai kondisi atau kemampuan seseorang yang memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain sehingga dapat mengatur lingkungan sesuai dengan kebutuhannya. Individu tersebut mampu bersikap optimis dan dapat menghadapi tekanan sosial. Tingkat psychological well being pada ibu dapat dipengaruhi oleh tempat tinggal dengan struktur keluarga. Ada dua jenis struktur keluarga yaitu nuclear family yaitu keluarga inti dan extended family yaitu keluarga besar atau batih. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat psychological well being antara ibu yang tinggal dengan struktur keluarga nuclear family dengan ibu yang tinggal dengan struktur keluarga extended family pada kelompok ibu-ibu PKK di Desa Kaligung, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan komparatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling atau sampel jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Life Satisfaction Index. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji mann-whitney didapatkan hasil penelitian bahwa nilai signifikansi sebesar 0,197 (p>0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan psychological well being antara ibu dengan struktur keluarga nuclear family maupun ibu dengan struktur keluarga extended family. Hal tersebut disebabkan oleh pernyataan subyek mengenai hal yang menyenangkan dalam kehidupan pribadinya dan merasa jika dalam satu tahun ini merupakan tahun yang terbaik dalam kehidupan pribadinya.

Author Biographies

Fitria Puspitasari, Departement Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Setya Haksama, Departement Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

References

Compton, W.C. (2005). Introduction To Positive Psychology. New York: Thomson Wodsworth.

Ryff, C.D., & Singer, B.H. (2008). Know Thyself And Become What You Are: A Eudaimonic Approach To Psychological Well-Being. Journal Of Happiness Studies. Hal 13-39

Koerner, A.F. & Fitzpatrick, M.A. (2004). Communication In Intact Families. In A.L. Vangelisti (Ed.). Handbook Of Family Communication. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Lestari S. (2012). Psikologi Keluarga Penanaman Nilai Dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga. Jakarta: Kharisma Putra Utama

Sugiyono. (2012). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Yorburg, B. (2002). Family realities: A global view. New Jersey: Prentice Hall.

Ernawati. (2011). Hubungan Antara Peran Ibu, Peran Ayah Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Sosial Remaja. Thesis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Surya M. (2001). Bina keluaga. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Hurlock. (2004). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Gina S. & Adijanti M. (2017). Perbedaan Subjective Well Being Pada Ibu Ditinjau Dari Struktur Keluarga Di Kota Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 4 (1) Hal 102-109

Dyah P. & Rini. 2017. Subjective Well-Being Pada Menantu Perempuan Yang Tinggal Dengan Ibu Mertua. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Solomon, M.R. (2009). Consumer Behavior: Buying, Having, and Being, 8thed. New Jersey: Pearson Prentice Hall

Damarrini G.A. (2018). Perbedaan Kepuasan Perkawinan dan Subjective Well-Being Antara Istri yang Tinggal Bersama Mertua dengan Istri yang Tinggal Terpisah dengan Mertua

Published
2020-12-26
Section
Original Articles