Balita di Desa Lembasada Kecamatan Banawa Selatan Hubungan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA pada Anak Kabupaten Donggala

Toddler in Village Lembasada Banawa South District Relations Physical Condition Home with the Genesis ISPA in Children Donggala Regency

  • Nur Amalia Safitri Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
  • Budiman Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
  • Herlina Yusuf Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
Keywords: Kondisi Fisik Rumah, Perilaku Perokok, ISPA pada anak balita

Abstract

Penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) masih penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Di Indonesia kasus pneumonia merupakan penyebab kematian ketiga setelah kardiovasikular dan tuberculosis. Terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut beberapa factor antara lain, kondisi lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pada Balita di Desa Lembasada Kec. Banawa Selatan, Kab. Donggala. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan croos sectional design yang bertujuan melihat hubungan sebab dan akibat secara bersama dalam satu waktu, yaitu kondisi fisik lingkungan dan perilaku anggota keluaraga perokok dengan kejadian Infesksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada balita. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan kondisi ventilasi dengan kejadian ISPA pada balita. dengan nila p > 0,05 (p=0,959), tidak ada hubungan kondisi pencahayaan dengan kejadian ISPA pada balita. dengan nila p > 0,05 (p=0, 441), tidak ada hubungan suhu ruangan dengan kejadian ISPA pada balita. dengan nila p > 0,05 05 (p=0), ada hubungan kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada balita. dengan  nila p < 0,05 (p=0, 003), dan ada hubungan perilaku anggota keluarga merokok dengan kejadian ISPA pada balita. nila p < 0,05 (p=0,000). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan kondisi ventilasi, tidak ada hubungan kondisi pencahayaan, tidak ada hubungan suhu ruangan, ada hubungan kepadatan hunian dan ada hubungan perilaku anggota keluarga merokok dengan kejadian ispa pada balita. Saran agar instansi kesehatan lebih melakukan penyuluhan tentang bagaimana rumah sehat dan penyuluhan tentang penyakit ISPA agar lebih tepat dalam mencegah penyakit tersebut.

References

Achmadi, U.F., 2009. Manajemen penyakit berbasis wilayah. Kesmas: National Public Health Journal, 3(4), pp.147-153.
Badan Penelitian dan Pengembangan Permukiman RI. 2011. Modul Rumah Sehat. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Permukiman; Bandung.
Corwn, E.J. 2019. Buku Saku Patofisologi 3rd edn. Edited by Egi Kumara yudha, esty wahyuninmgsih, devi yulianti and pumili eko karyuni translated by N.B Subekti.
Dinkes Prov. Sulteng. 2015. profil kesehatan provinsi Sulawesi tengah.UPT Survailans, Data Dan Informasi; Palu.
Marianta, D. 2015. Hubungan Kualitas Fisik Rumah Terhadap kejadian ISPA pasca benca erupsi gunung sinabung di wilayah puskesmas kecamatan Tigandarket Karo Sumatera Utara pada tahun 2015. Jurnal Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Maryani, D., 2012. Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Rumah dan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Bandarharjo Kota Semarang. Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). Publikasi. (Available on) google.scholar.co.id.
Fillacano, R., 2013. Hubungan lingkungan dalam rumah terhadap ISPA pada BALITA di Kelurahan Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi. UIN syarif Hidayatullah. Publikasi. (Available on) google.scholar.co.id.
Fahimah dkk. 2014. Kualitas Udara Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Anak Bawah Lima Tahun (di Puskesmas Cimahi Selatan dan Leuwi Gajah Kota Cimahi. Makara J. Health Res. 18(1): 25-33. (Available on) google.scholar.co.id.
Ismaya, B. dkk. 2007. Griya Kreasi-Agar Ruang Berkesan Luas. Niaga Swadaya. Jakarta. (Available on) google.scholar.co.id.
Kemendikbud RI. 2016. KBBI Daring. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (Available on) kbbi.kemdikbud.go.id
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan; Jakarta.
___________. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Salurann Pernapasan Akut. Direktorat Jenderal P2PL; Jakarta.
___________. (2011). Permenkes RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman penyehatan udara dalam ruang rumah. Kementerian Kesehatan, Jakarta. Available on google.scholar.co.id.
___________ 2007. Pedomanteknis penilaian rumah sehat. Jakarta: KementerianKesehatan Republik Indonesia.
Kementrian PU RI. 2016. Peraturan Pemerintah RI No. 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. Available on pu.go.id.
Mathew, J.L Patwari A K, dkk. 2011. Acute Respi Ratory infection and pneumonia in inda a. systematic review of literatue fo advocacy and action UNICEF PHKI series on newbom and child health. Indian Pediatrics, 43(3). 191-218.
Mahalanabis, D. dkk 2002. Faktor risiko pneumonia pada bayi dan anak kecil dan peran bahan bakar padat untuk memasak: studi kasus kontrol. Epidemiol Infect, 2002; 129 (1): 65-71
Notoadmojo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta
__________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta; Jakarta.
Kunoli, Firdaus J. 2013. Pengantar epidemiologi penyakit menular : untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Trans info media. Jakarta.
Lingga, dkk. 2014. Hubungan Karakteristik Rumah Dengan Kejadian ISPA pada Balita Dalam Keluarga Perokok Di Kelurahan Gundalingi I Kecamtan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2014. Jurnal Skripsi. 1-10
Sudiono, Jati. 2007. Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. EGC; Jakarta.
Sri Wahyuningsih, 2017. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore Kec. Sanggar, Kab. Bima. Jurnal Higiene. 3(2).
Sudiarto, F., 2008. Dasar Pengawetan Pangan. Fadil Sudiarto.
Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustadifah. 2014. Penelitian Kuantitatif (sebuah Pengantar). Alfabeta; Bandung.
Published
2020-04-15
Section
Artikel Penelitian