ANALISIS PENGUNAAN ARANG BIJI DURIAN DAN ARANG BIJI SALAK TERHADAP KUALITAS AIR

  • Akram Muhsinin Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
  • Budiman Budiman Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu
  • Finta Amalinda Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Abstract

Air merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup manusia terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan air dalam tubuh, contohnya sebagai air minum. Tidak semua air dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan, karena banyak terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh manusia dan alam. Air yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga adalah air yang memenuhi standar kualitas air bersih. Biji durian dan biji salak merupakan bahan yang memiliki sifat adsorb apabila bentuknya diubah menjadi arang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan arang biji durian dan arang biji salak terhadap kualitas air.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2019.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan arang biji durian terhadap sampel air sungai mempu menurunkan pH semula 6,9 menjadi 6,7, menaikkan jumlah ion semula 861 mg/L menjadi 1.570 mg/L, menaikkan tegangan linstrik yang semula -4 mV menjadi 11 mV. Menaikkan jumlah padatan (TDS) semula 0,1 mg/L menjadi 435 mg/L, menaikkan kadar salinitas air yang semula 0,1 menjadi 0,4 dan manaikkan oksigen terlarut (DO) yang semula 0,1 mg/L menjadi 0,4 mg/L sedangkan utuk perlakuan dengan menggunakan arang biji salak terhadap sampel air sungai mampu menaikkan pH semula 6,9 menjadi 7,05. Menurunkan jumlah ion semula 861 mg/L menjadi 839 mg/L, menurunkan tegangan listrik yang semula -4 mV menjadi -6 mV, menaikkan jumlah padatan (TDS) semula 60,1 mg/L menjadi 414 mg/L, menaikkan kadar salinitas air yang semula 0,1 menjadi 0,4 dan menaikkan oksigen terlarut (DO) yang semula 0,1 mg/L menjadi 0,2 mg/L.Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mencari bahan baru yang dapat digunakan sebagai arang yang memiliki kemampuan menyerap bahan-bahan kimia yang berlebihan sehingga dapat meningkatkan kadar kualitas air.

Kata Kunci: Arang, biji durian, biji salak, kualitas air

References

Anindita F, Bahri S, Hardi J, 2016, Ekstraksi dan Karakterisasi Glukomanan dari Tepung Biji Salak, Kovalen Vol. 2, No. 1 Halaman 1-10, ISSN: 2477-5398.

Anugrah P.T, Oceanografi (Komponen Mayor dan Minor Air laut), Prodi Ilmu Kelautan,Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.

Djaeni M dan Prasetyaningrum A, 2010, Kelayakan Biji Durian Sebagai Bahan pangan Alternatif: Aspek Nutrisi dan Tekno Ekonomi, RIPTEK Vol. 4 No. 11, Hal 37-45.

Girsang E, Kiswandono A. A, Aziz H, Chaidir Z, Zein R, 2015, Serbuk Biji Salak (Salacca zalacca) sebagai Biosorben dalam Memperbaiki Kualitas Minyak Goreng Bekas, Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015, Surakarta, 19 November 2015.

Harmiatun Y, Sunarto, Gultom M, 2018, Pemanfaatan Limbah biji Durian (Durio zibethinus Murr) Sebagai Bahan baku Pembuatan Tempe Alternatif Melalui proses Fermentasi Oleh Jamur Rhizopus oligosporus, Jurnal Pro-Life Vol. 5, No. 1.

Hartuno T, Udiantoro, Agustina l, 2014, Desain Water Treatment Menggunakan Karbon Aktif dari Cangkang Kelapa Sawit pada Proses Pengolahan Air Bersih di Sungai Martapura, Ziraa’ah Vol. 39 No. 3 halaman 136-143, ISSN: 2355-3545.

Haryanto F. F, 2010, Analisis Kromosom dan Stomata Tanaman Salak Bali (Salacca zalacca var. amboinensis (Becc.) Mogea), SALAK PADANG SIDEMPUAN (S. sumatrana (Becc.)) DAN SALAK JAWA (S. zalacca var. zalacca (Becc) Mogea)), Skripsi Tidak diterbitkan, Surakarta, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret.

Irianto I.K, 2015, Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan, Fakultas Pertanian, Prodi Agroteknologi, Universitas Warmadewa.

Komariah L.N, Ahdiat S, Sari N.D, 2013, Pembuatan Karbon Aktif dari Bonggol Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Dan Aplikasinya pada Pemurnian Air rawa), Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 19.

Laos L.E dan Selan A, 2016, Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif, Jurnal Ilmu Pedidikan Fisika (JIPF) Vol. 1 No. 1 halaman 32-36.

Masthura dan Jumiati E, 2017, Peningkatan Kuaitas Air Menggunakan Metode Elektrokoagulasi dan Filter Karbon, Jurnal Ilmu Fisika dan teknologi, Vol 1. No. 2 Tahun 2017, hal 1-6, ISSN: 2580-989X.

Muliawan A dan Amalinda F, 2016, Pengaruh Jumlah Karbon Aktif Pada Filter Air Terhadap Tekanan Keluaran Hasil Filter , Promotif Vol. 5, No.2.

Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Rahmawanti N dan Dony N, 2016, Studi Arang Aktif Tempurung Kelapa Dalam Penjernihan Air Sumur Perumahan Baru Daerah Sungai Andai, Al Ulum Sains dan teknologi Vol. 1, No. 2.

Sujarwanto A,, 2014, Keefektifan Media Filter Arang dan Ijuk Dengan Variasi Lama Kontak Dalam menurunkan Kadar Besi Air Sumur Di Pabelan Kartasura Sukoharjo, Skripsi tidak diterbitkan, Surakarta, Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Susanto D, Kalsum T. U, Suzantri Y, 2014, Alat Penyaringan Air Kotor Menjadi Air Bersih mnggunakan Mikrokontroller ATMEGA 32, Jurnal Media Infotama Vol. 10 No. 2.

Wiyono N, Faturrahman A, Syauqiah I, 2017, Sistem Pengolahan Air Minum Sederhana (Portable Water Treatment), Konversi Vol. 6, No. 1.

Yuningsi L.M, Mulyadi D, Kurnia A.K, 2016, Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol jagung dan Tempurung Kelapa Terhadap Luas Permukaan dan Daya Serap Iodine, Jurnal Kimia Valensi Vol. 2 No. 1, hal 30-34.

Published
2019-09-15
Section
Fakultas Kesehatan Masyarakat