Faktor Faktor Yang Berhubungan Stunting Pada Balita Usia 24 S/D 59 Bulan Di Desa Kalukutinggu Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi

Factors Associated with Stunting in Toddlers Aged 24 to 59 Months in Kalukutinggu Village, Dolo Barat District, Sigi Regency

  • Indri Iriani Akademi Keperawatan Justitia
Keywords: Stunting; Gizi; Anak; Pola Asuh; Sanitasi

Abstract

Introduction: Stunting is a global health problem that can hinder a nation's future. Indonesia holds the second-highest rate of stunting in Southeast Asia. This issue is caused by various factors, ranging from the nutritional status of pregnant mothers, parenting patterns, sanitation, to the family's socioeconomic conditions. This study aims to analyze the factors associated with stunting in toddlers aged 24 to 59 months in Kalukutinggu Village, Sigi Regency.

Methods: This study used a qualitative design with a descriptive-analytic approach. Sampling was conducted using a purposive sampling technique with a total of 30 respondents. Data were collected through questionnaires, structured interviews, observation, and anthropometric measurements. Data analysis was performed univariately to describe each variable and bivariately using the Chi-Square (X2) statistical test to examine the relationships between variables.

Results: The study results show that most respondents married at a young age (46.7% at ages 5–18) , had a low level of education (86.7%) , and low income (86.7%). Nevertheless, univariate analysis indicated that the majority of respondents (80%) had a good nutritional status during pregnancy, adequate parenting patterns, good sanitation, and access to clean water. Of the 30 toddlers studied, 5 (16.7%) were stunted. The bivariate analysis showed no statistically significant relationship between the combination of risk factors (maternal nutritional status, parenting patterns, sanitation, education, and income) and the incidence of stunting (p-value = 0.593 > 0.05).

Conclusion: This finding is likely due to the small sample size, the combination of variables, or other unmeasured causal factors, such as a history of recurrent infectious diseases. Nonetheless, demographic issues such as early-age marriage, low education, and low income remain key concerns with the potential to be the root causes of stunting. Stunting was found in Kalukutinggu Village, even though the measured risk factors did not show a statistically significant relationship.

References

Akombi, B.J., Agho, K.E., Hall, J.J., Merom, D., Burt, J., & Renzaho, A.M.N. (2017). Stunting, wasting and underweight in sub-Saharan Africa: A systematic review and meta-analysis of data from the Demographic and Health Surveys. Journal of Public Health, 39(4), e265–e275.
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Asri, H. (2022). Peran Sektor Kesehatan dalam Penanggulangan Stunting. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 12(1).
Astutik, R., Rahfiludin, M. Z., & Aruben, O. (2018). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Kalipancur Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(5).
Atmarita. (2018). Studi Status Gizi Balita di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
BKKBN. (2006). Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana. Jakarta: BKKBN.
Bwalya, A.B., Lemba, M., Christopher, N.L. & Mutomto, S. (2015). Factors associated with stunting among children aged 6–23 months in Zambia. International Journal of Child Health, 2(1).
Candra, A. (2013). Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Cruz, R., Azpeitia, I., Suarez, J.A., Rodriguez, S.F. & Majem, M. (2017). Risk Factors for Stunting in Children Under Five in a Rural Population of Ecuador. The Journal of Nutrition, 147(11), 2133-2140.
Depkes RI. (2003). Pedoman Pengendalian Diare pada Anak. Jakarta: Depkes RI.
Dewi, R. & Widari, R. (2018). Hubungan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas X. Jurnal Gizi dan Kesehatan.
Direktorat Gizi Masyarakat, Dirjen Kesmas Kemenkes RI. (2016). Buku Saku Pencegahan Anemia. Jakarta: Kemenkes RI.
Hasanah, L. N., Siswati, T., Politecnic, H., & Health, M. (2022). A Brief Review of the Stunting Prevalence in Southeast Asia. Journal of Health Science and Technology, 5(2).
Hasdianah. (2013). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Indriani, A.S., Dewi, S.P., Murti, B., & Qadrijati, I. (2018). Factors associated with stunting in children aged 24-59 months in a rural area of Indonesia. Journal of Maternal and Child Health, 3(1).
Kemenkes RI. (2016). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Ibu Hamil. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2017). Infodatin: Situasi dan Analisis Gizi Balita. Jakarta: Kemenkes RI.
Masriadi. (2017). Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Infeksi*. Jakarta: Media Kreasi.
Mediani, H.S., et al. (2020). Stunting: Masalah Gizi Balita. Jakarta: Pustaka Baru Press.
Mugianti, S. & dkk. (2018). Hubungan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 25-60 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia, 7(1).
Nasikhah, R. (2012). Hubungan Tinggi Badan Orang Tua dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia.
Ni’mah, K. & Nadhiroh, S.R. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Kecamatan Ngawi. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 4(2).
Oktarina, M. & Sudiarti, T. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting pada Balita di Desa X. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 10(4).
Palino, I.L., Majid, A.R. & Ainurafiq. (2016). Hubungan Paritas Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas A. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2).
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2018). Situasi Gizi Anak Balita di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Riskesdas. (2013-2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Setiawan, A., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1).
Sholiha, N.S. & Sumarmi, S. (2015). Usia Kehamilan Ibu dan Kaitannya dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Gizi Indonesia.
Sienviolincia, Y., Suhanantyo, W., & Suyatmi, S. (2017). Hubungan Frekuensi ISPA dengan Status Gizi Balita. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, 5(2).
Solin, R. & dkk. (2019). Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan ISPA dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Kesehatan, 8(2).
Soviyati, S., et al. (2021). Stunting Prevalence in Asia: A Systematic Review. Journal of Public Health, 14(3).
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Turede, P.L. (2012). Jarak Kelahiran dan Pengaruhnya terhadap Kejadian BBLR. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO), World Bank Group (WBG). (2018). Joint Child Malnutrition Estimates: Levels and Trends in Child Malnutrition. Geneva: WHO.
WHO. (2013). Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. Geneva: WHO.
WHO. (2018). Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Yasinta Betan, dkk. (2018). Hubungan Penyakit Infeksi dengan Malnutrisi pada Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 7(3).
Yusdarif, N. (2017). Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(3).
Yuwanti, D., et al. (2021). Pencegahan Stunting: Peran 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: EGC.
Zahara, R. (2024). Definisi Stunting dan Dampaknya. Buku ajar.
Published
2025-10-14
Section
Article

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>