Desain Lingkungan Fisik Untuk Perkembangan dalam kebutuhan anak Di PAUD

Physical Environment Design for Development in Children's Needs in PAUD

  • Abdul Salam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palu
  • Dewi Rara Amiati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palu
Keywords: Desain Lingkungan Fisik, Perkembangan, Anak Di PAUD

Abstract

Setiap anak dalam hidupnya akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan usianya. Keberhasilan anak dalam mencapai tugas perkembangan  didukung oleh beberapa factor internal dan eksternal.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik pada perkembangan anak di PAUD. Hasil penelitian menunjukan bahwa factor lingkungan keluarga hampir seluruhnya mempengaruhi perkembangan anak di PAUD. Lingkungan fisik mempunyai peran penting masah tumbuh kembang terutama pada golden age (0-6 tahun), karena paling sering di tangkap langsung oleh panca indra anak. Selaing lingkungan rumah, lingkungan fisik yang memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan anak adalah lingkugan sekolah oleh karena itu linkungan sekolah harus menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang dan karakter istik anak .tujuan dari penelitian ini adalah mengidengtifikasi kriteria lingkungan ramah pada anak sekolah TK. Metode yang di gunakan adalah metode komparasi literatur mengenai kriteria ramah anak pada sekolah PAUD. Dari penelitian ini diketahui bahwa kriteria lingkungan ramah anak pada sekolah PAUD meliputi tiga hal yaitu keamanan, kenyamanan, dan stimulasi pada elemen ruang luar dan ruang dalam sebuah perkembangan anak usia dini adalah masa – masa kiris yang menjadi pondasi anak untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. Sebagian dari potensi kecerdasan manusiaberkembang dengan pesat pada usia dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) lingkungan bermain alami (2) Bangunan dengan Green Design (3) Program-Program Pendukung Green School. Dimana Guru, khususnya di PAUD  dapat lebih fleksibel dalam menilai perkembangan anak, terutama dalam kebiasaan yang mendalam diharapkan kegiatan ini menjadi budaya bagi anak-anak kelak dimanapun mereka berada. Melalui gerakan sederhana seperti belajar menghemat listik, membuang sampah pada tempatnya dan melakukan daur ulang sampah, perlahan namun pasti generasi berkelanjutan akan berkembang.   

References

Ahmad Yunus (Ed). (1980). Permainan Rakyat DIY. Yogyakarta: Depdikbud. Ali
Ary Ginanjar Agustian. (2000). Emotional Spiritual Quo-tient. Jakarta: Arga Tilanta.
Bambang Sujiono. (2008). Metode Pengembangan Fisik . Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamarah, Syaiful. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Elizar Rusdinal. (2005). Pengelolaan Kelas Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Endang Rini. (2007). Diktat Pengembangan Motorik. Yogyakar-ta: Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Harun Rasyid. (2009). Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hajar Pamadhi. (2011). Seni Keterampilan Anak. Jakar-ta: Universitas Terbuka.

Hasbullah, 2013, Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ki Hajar Dewantara. (1962). Karya Ki Hajar Dewantara (Bagian Pertama: Pendidikan). Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.
Mudasir, 2012, Manajemen Kelas, Pekanbaru: Zanafa.
Muhammad Surya,2013,Psikologi guru konsep dan ap-likasi dari guru untuk guru. Bandung: Alfabetaa.

Nugraha, dkk. (2004). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wijaya Cece, dkk, Kemampuan dasar dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosda-karya, 1999
Published
2022-09-15
Section
Orginal Articel