Pengaruh Konservasi Sosial dan Biodiversitas Terhadap Kesehatan Masyarakat Adat Suku Kajang

The Influence of Social Conservation and Biodiversity on the Health of Indigenous Kajang Tribe Communities

  • Ibrahim Sudirman Universitas Negeri Makassar
  • Syamsu A. Kamaruddin Universitas Negeri Makassar
  • Arlin Adam Universitas Pejuang Republik Indonesia
  • Andi Ihsan Universitas Negeri Makassar
Keywords: Konservasi, Biodiversitas, Ammatoa, Adat, Kajang

Abstract

Biodiversitas, singkatan dari biological diversity, merujuk pada keanekaragaman hayati di planet kita, mulai dari tingkat genetik hingga ekosistem. Ini mencakup proses-proses evolusi, ekologi, dan budaya yang menjadi dasar kehidupan. Dengan kata lain, biodiversitas adalah ragam kehidupan yang meliputi tumbuhan, hewan, dan ekosistem di seluruh Dunia. Konservasi biodiversitas merupakan usaha untuk menjaga dan merawat keanekaragaman hayati di bumi kita. Ini mencakup rangkaian langkah yang disusun untuk menjaga agar spesies-spesies tanaman dan hewan serta lingkungan hidup mereka tetap lestari, terhindar dari punah. Fokus utamanya adalah memastikan kelangsungan hidup dan fungsi ekologis dari ragam kehidupan ini bagi generasi mendatang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik penentuan dan pengambilan sasaran informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Maksudnya, penentuan sampel informan ditentukan dengan sengaja berdasarkan kriteria masyarakat Kajang Dalam yang bertempat tinggal di dalam Kawasan Adat Ammatoa maupun di luar Kawasan Adat Ammatoa. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif melalui tahap reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Praktek pengelolaan hutan berbasis pasang di Kajang menjadi fenomena menarik. Pasang mengajarkan untuk menjaga hutan sebagai sumber kehidupan dan penyangga ekosistem, yang tercermin dalam pandangan Ammatoa. Bagi mereka, kerusakan hutan berarti kerusakan bagi kehidupan mereka, sehingga mereka sangat berkomitmen untuk tidak merusak hutan atau mengambil kayunya. Komunitas Ammatoa membagi wilayah mereka menjadi wilayah lindung yang tidak boleh disentuh dan wilayah yang dapat dimanfaatkan. Dampak dari kelestarian tersebut adalah Pepohonan dan vegetasi di hutan dapat bertindak sebagai penyaring alami untuk polusi udara. Peningkatan kesehatan pada masyarakat adat kajang timbul karena Interaksi dengan alam, seperti berjalan-jalan di hutan atau duduk di bawah pohon, dapat menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol dalam tubuh. Menyatu dengan alam dapat meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan produksi sel-sel pembunuh alami yang membantu melawan infeksi dan penyakit.

References

Abimanyu B, Safe’i R, Hidayat W. 2019. Aplikasi Metode Forest Health Monitoring dalam Penilaian Kerusakan Pohon di Hutan Kota Metro. Jurnal Sylva Lestari, 7(3): 289-298.

Asbi, Roslinda E, Fahrizal. 2016. Persepsi Kelompok Tani Hutan Rakyat Terhadap Jenis Gaharu (Aquilaria spp) di Desa Nusapati Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah. Jurnal Hutan Lestari, 4(4): 685-692.

Harimurti CS. 2016. Analisis Pengetahuan Kognitif Petani Hutan dalam Pelaksanakan Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) di Desa Jomblang Kecamatan Jepon Kabupaten Blora. Tesis. Universitas Brawijaya.

Herawati IE. 2017. Strategi Pemberdayaan Kelompok Tani Sistem Hutan Kerakyatan (SHK) Lestari Kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman-Hurun Kabupaten Pesawaran Lampung. Jurnal Agribisnis Terpadu, 10(1): 26-41.

Huberman, M., & Miles, MB (2002). Pendamping peneliti kualitatif. Sage.

Kasno, Haneda NF, Syaufina L, Putra EI. 2007. Pengembangan Metode Penilaian Kesehatan Hutan Lindung dan Hutan Tanaman. Tersedia di laman http://www.respository.ipb.ac.id/614. Diakses Juni 2020.

Leksono, S. M., & Rustaman, N. (2015). Pengaruh Penerapan Program Perkuliahan Biologi Konservasi Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Kemampuan Literasi Biodiversitas Mahasiswa Calon Guru Biologi. 1

Lismarini S. 2016. Pelaksanaan Pengaturan Kawasan Hutan Konservasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Manyamsari I, Mujiburrahmad. 2014. Karakteristik Petani dan Hubungannya Dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit (Kasus : Desa Sinar Sari Kecamatan Dramaga Kab. Bogor Jawa Barat). Jurnal Agrisep, 15(2): 58-74.

Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi (GP Press Group)

Nuhamara ST, Kasno, Irawan US. 2001. Assessment on damage indicators in forest health monitoring to monitor the sustainability of indonesian tropical rain forest. Dalam Forest Health Monitoring To Monitor The Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest. Volume II. ITTO, Japan and SEAMEO-BIOTROP, Bogor.

Nurbiantara, Setiyawan, 2010, Pengaruh Polusi Udara Terhadap Fungsi Paru Pada Polisi Lalu Lintas di Surakarta, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pertiwi D, Safe’i R, Kaskoyo H, Indriyanto. 2019. Identifikasi Kondisi Kerusakan Pohon Menggunakan Metode Forest Health Monitoring di Tahura WAR Provinsi Lampung. Jurnal Perennial, 15(1): 1-7.

Putra, A. M., Darmawan, M. I., Firdaus, A., Widiyanti, B. L., Hartini, H., & Susanti, D. R. (2023). Edukasi Dan Aksi Penanaman Pohon Untuk Konservasi Sumber Mata Air Loang Gali Desa Lenek Ramban Biak. 1(1).

Rikto. 2010. Tipe Kerusakan Pohon Hutan Kota (Studi Kasus: Hutan Kota Bentuk Jalur Hijau, Kota Bogor-Jawa Barat). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Safe’i R, Hardjanto, Supriyanto, Sundawati L. 2015. Pengembangan metode penilaian kesehatan hutan rakyat sengon. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 13(3): 175-187.

Syafei, L. S. (2017). Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar. Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan, 11(1), 48–62. https://doi.org/10.33378/jppik.v11i1.85.

Safe’i R, Wulandari C, Kaskoyo H. 2019. Penilaian Kesehatan Hutan pada Berbagai Tipe Hutan di Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari, 7(1): 95-109.

Salminah M, Alviya I, Arifanti VB, Maryani R. 2014. Karakteristik Ekologi dan Sosial Ekonomi Lanskap Hutan pada DAS Kritis dan Tidak Kritis: Studi Kasus di DAS Baturusa dan DAS Cidanau. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 11(2): 119-136.

S.P. Hadi. (2000). Manusia dan Lingkungan. Semarang: Undip.

S.T. Djajadiningrat. (2001). Pemikiran, Tantangan dan Permasalahan Lingkungan. Bandung: Aksara Buana.

Sumanto. 1996. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sumardi, Widyastuti SM. 2007. Dasar-dasar Perlindungan Hutan . Cetakan II. Gama Press, Yogyakarta.

Tambunan, R., Harahap, R. H., & Lubis, Z. (2005). PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ASAHAN (Studi Kasus Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Asahan). Jurnal Studi Pembangunan, 1(1), 55–69.

Vayda, A.P. (1969). Environment and Cultural Behavior. USA: University of Texas Press.

Whitmore, T.C. 1993. An Introduction To Tropical Rain Forest. Oxford University Press, New York.

Published
2024-04-29
Section
Artikel Penelitian