Pemikiran Eksistensialisme Jean-Paul Sartre Dalam Perspektif Kehidupan Masyarakat Kontemporer

  • Hafizh Idri Purbajati Institut Agama Islam Miftahul Ulum Lumajang
  • Zainol Hasan Universitas Ibrahimy
Keywords: Eksistensialisme, Jean-Paul Sartre, Kebebasan, Tanggung jawab, Kehidupan kontemporer

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi relevansi pemikiran eksistensialisme Jean-Paul Sartre, khususnya konsep kebebasan dan tanggung jawab individu, dalam konteks kehidupan masyarakat kontemporer. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, penelitian ini melibatkan partisipan dari berbagai latar belakang di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta dan Yogyakarta, yang menghadapi dilema eksistensial dalam menentukan pilihan hidup mereka. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik untuk mengidentifikasi tema utama terkait dengan pemikiran Sartre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep kebebasan Sartre sangat relevan di tengah tekanan sosial dan ekonomi yang sering kali menghambat kebebasan individu. Partisipan menyatakan bahwa meskipun mereka memiliki kebebasan dalam menentukan arah hidup, norma sosial dan ekspektasi keluarga sering kali membatasi pilihan tersebut. Selain itu, aspek tanggung jawab Sartre juga mendorong mereka untuk lebih reflektif dalam membuat keputusan, mengakui bahwa kebebasan mereka disertai konsekuensi yang harus dihadapi secara mandiri. Konsep ini membantu partisipan merancang kehidupan yang lebih otentik dan bermakna meskipun penuh tantangan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemikiran eksistensialisme Sartre memberikan kerangka refleksi yang kuat bagi masyarakat kontemporer untuk memahami dan menjalani hidup yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi. Namun, keberhasilan penerapannya bergantung pada kemampuan individu untuk menyeimbangkan kebebasan pribadi dengan tanggung jawab sosial dan tekanan eksternal. Studi ini menyoroti perlunya ruang bagi individu dalam masyarakat modern untuk mengekspresikan identitas mereka secara bebas tanpa terhambat oleh standar sosial.

References

Olivier, A. (2018). The freedom of facticity. Religions, 9(4), 110.
Langley, H. (2023). Freedom and agency in the second sex. European Journal of Philosophy, 32(1), 100-113.
Huang, M. (2022). A critical analysis of sartre’s freedom philosophy --a study of “why write?”. Asian Culture and History, 14(2), 189.
Kakkori, L. and Huttunen, R. (2012). The sartre?heidegger controversy on humanism and the concept of man in education. Educational Philosophy and Theory, 44(4), 351-365.
Kinasih, P. R. (2021). The analysis of sartre’s ‘esense’ and ‘subjectivity’ in disney pixar’s soul animation. Journal of English Language and Culture, 12(1).
d’Anjou, P. (2011). An ethics of freedom for architectural design practice. Journal of Architectural Education, 64(2), 141-147.
Iyengar, S. S., & DeVoe, S. E. (2003). Rethinking the value of choice: Considering cultural mediators of intrinsic motivation. Psychological Science, 14(2), 93-100.
Schwartz, B. (2004). The Paradox of Choice: Why More Is Less. HarperCollins.
Sunarso, S. (2010). Mengenal filsafat eksistensialisme jean-paul sartre serta implementasinya dalam pendidikan. Informasi, 36(1).
Published
2024-11-30
Section
Artikel Penelitian