Analisis Kualitas Bakteriologi dan Jamur di Ruang Rawat Inap RSUD Otanaha

Analysis of Bacteriology and Fungal Quality in the Inpatient Room of Otanaha Regional Hospital

  • Tri Septian Maksum Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Gorontalo
  • Ayu Rofia Nurfadillah Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Gorontalo
  • Vivi Filia Elvira Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Mulawarman
Keywords: Kualitas Udara, Mikrobiologi, Rawat Inap

Abstract

Kualitas udara dalam ruangan sangat mempengaruhi kesehatan manusia, terutama di ruang rawat inap rumah sakit, yang merupakan area dengan interaksi tinggi antara pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi suhu, kelembaban, pencahayaan, serta kualitas mikrobiologi udara di ruang rawat inap RSUD Otanaha. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif dengan pengukuran langsung dan pengujian laboratorium pada ruang perawatan 1, 2, 3, dan 4 di rumah sakit tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% dari total 12 ruangan rawat inap tidak memenuhi standar kelembaban, sementara 91,6% ruangan tidak memenuhi standar suhu yang ditetapkan. Sebanyak 58,33% ruangan juga tidak memenuhi standar intensitas pencahayaan. Pengujian laboratorium udara mengungkapkan bahwa kualitas mikrobiologi udara tidak memenuhi standar, dengan angka kuman tertinggi pada ruang R4 (1288 CFU/m³) dan terendah pada ruang R5 (201 CFU/m³). Bakteri udara yang dominan meliputi Diplobacillus sp., Diplococcus sp., Micrococcus sp., Monobasil sp., Staphylococcus sp., Streptobasil sp., dan Streptococcus sp. Sedangkan, jamur yang mendominasi adalah Aspergillus sp., Fusarium sp., Penicillium sp., dan Scopulariopsis sp. Kesimpulannya, kualitas lingkungan fisik dan mikrobiologi di ruang rawat inap RSUD Otanaha sebagian besar tidak memenuhi standar yang ditetapkan, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan bagi pasien dan pengunjung. Hasil ini menggarisbawahi perlunya perbaikan dalam pengelolaan kondisi lingkungan ruangan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan di rumah sakit.

 

 

 

References

Abdullah, M. T., & Hakim, B. A. (2011). Lingkungan Fisik dan Angka Kuman Udara Ruangan di Rumah Sakit Umum Haji Makassar, Sulawesi Selatan. Kesmas: National Public Health Journal, 5(5), 206. https://doi.org/10.21109/kesmas.v5i5.128

Apriyani, A., Wijayanti, P. E. H., & Habibi, M. (2020). Pencahayaan, Suhu dan Indeks Angka Kuman Udara di Ruang Rawat Rumah Sakit Tk. IV Samarinda. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health Research “Forikes Voice”), 11(2), 157. https://doi.org/10.33846/sf11211

Atmanto, Y., Asri, L., & Kadir, N. (2022). Media Pertumbuhan Kuman. Jurnal Medika Hutama, 4(1), 3072–3073. http://jurnalmedikahutama.com

Diantoro, M., & Rizal, A. (2021). Tradisional literature review?: kepatuhan mencuci tangan perawat dengan kejadian infeksi nosokomial. Jurnal Keperawatan Terapan, 2(3), 1837–1844.

Dwi Intari, L., Kanan, M., & Dwicahya, B. (2023). Analisis Kesehatan Udara di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai Kabupaten Banggai Laut (Air Health Analysis at the Banggai Regional General Hospital Banggai Laut Regency). Public Health Journal, 14(1), 31–40. https://doi.org/10.51888/phj.v14i1.173

Ginting, D. B., Santosa, I., & Trigunarso, S. I. (2022). Pengaruh Suhu, Kelembaban Dan Kecepatan Angin Air Conditioner (AC) Terhadap Jumlah Angka Kuman Udara Ruangan. Jurnal Analis Kesehatan, 11(1), 44. https://doi.org/10.26630/jak.v11i1.3183

Handayani, E. (2020). Analisis Risiko Mikrobiologi Udara Dalam Ruang pada Puskesmas di Kota Semarang. Karya Tulis Ilmiah, 1–4.

Irwan. (2022). Metode Penulisan Ilmiah Untuk Mahasiswa Kesehatan. yogyakarta: Zahir Publishing.

Islam, F., Pala’langan, Y., & Chairani Hairuddin, M. (2023). Kualitas Mikrobiologi Udara di Ruang Perawatan Rumah Sakit. Banua: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(1), 7–14. https://doi.org/10.33860/bjkl.v3i1.2407

Kemendikbud. (2019). Sterilisasi. Sterilisasi, 161–190. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/644538/mod_resource/content/1/BAB%25207%2520STERILISASI.pdf&ved=2ahUKEwjgmsvZmOP8AhVt2nMBHYVsCrYQFnoECA4QAQ&usg=AOvVaw0zf4VzunnZNnaIBT8VCGed

Kemenkes RI. (2019). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 2019. Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers, Part J: Journal of Engineering Tribology, 224(11), 122–130.

Kepmenkes. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1335 Tahun 2002. 1–11.

Kepmenkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor?: 129/Menkes/SK/II/2008. 2(5), 255.

Kismiyati, K., Subekti, S., Yusuf, R. W. N., & Kusdarwati, R. (2009). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Luka Ikan Maskoki (Carassius auratus) Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus sp.
[Isolation and Identification Gram Negative Bacteria At Lessions Of Gold Fish (Carassius auratus) By Infestation Ectop. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 1(2), 129–134. https://doi.org/10.20473/jipk.v1i2.11678

Lawnia, V. (2017). Isolasi Dan Identifikasi Serta Studi Asidogenik Bakteri Pada Kotoran Sapi. FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 4–12.

Legowati, A. E., & Subagiyo, A. (2016). Studi Proses Penanganan Linen Di Rumah Sakit Emanuel Banjarnegara Tahun 2015. Buletin Keslingmas, 35(1), 9–12. https://doi.org/10.31983/keslingmas.v35i1.3058

Maza, L. M. d. la, Pezzlo, M. T., & Baron, E. J. (1997). Color Atlas & Textbook of Diagnostic Microbiology. 9780781730143, 1736.

Nugroho, D. A., Budiyono, & Nurjazuli. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Kuman Udara Di Ruang Rawat Inap Kelas Iii Rsud Dr. Moewardi Surakarta Didik. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 4(Mi), 5–24. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm%0AFAKTOR-FAKTOR

Pasquarella, C., Pitzurra, O., & Savino, A. (2000). The index of microbial air contamination. Journal of Hospital Infection, 46(4), 241–256. https://doi.org/10.1053/jhin.2000.0820

Permenkes. (2023). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan. 55.

Praptiwi, J., & Sri Rahardjo, S. (2020). Kondisi Lingkungan Rumah Sakit Berdasarkan Angka Kuman Udara Ruang Rawat Inap. Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Saintek (SNPBS), 5, 404–410.

Purnamasari, T., Suharno, & Selviana. (2017). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Standar Luas Ruangan dengan Kualitas Mikrobiologi Udara Pada Ruang Perawatan Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak. Jurnal Mahasiswa Dan Penelitian Kesehatan, 1–10.

Rahmi, A. (2010). Hubungan Kualitas Fisik Udara dan Mikrobiologi Udara dengan Kejadian Sick Building Syndrome. 1–192.

restoration, rainbow. (2023). Identifikasi jamur?: panduan lengkap tentang jenis jamur. https://rainbowrestores.com/blog/mold-identification

Rodhi, I. H. (2020). Pengaruh Perilaku Personal Hygiene Petugas Instalasi Gizi Terhadap Angka Kuman Tangan. Jurnal Gizi Dan Pangan Soedirman, 4(1), 14. https://doi.org/10.20884/1.jgps.2020.4.1.2456

Rompas, C. L., Pinontoan, O., & Maddusa, S. S. (2019). Pemeriksaan Angka Kuman Udara Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Gmim Pancaran Kasih Manado. 8(1), 36–43.

Sari, F. N. (2018). Hubungan Antara Suhu dan Kelembaban Udara Terhadap Kualitas Mikrobiologi Udara di Ruang Rawat Inap RSD. dr. Soebandi Jember. Skripsi, 53.

Sofiana, L., & Wahyuni, D. (2015). Pengaruh Sterilisasi Ozon Terhadap Penurunan Angka Kuman Udara. Kesmas, 9(2), 147–152.

Wismana, W. S. (2016). Gambaran kualitas mikrobiologi udara kamar operasi dan keluhan kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(2), 219–228. https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/8015/4749

Wulandari, W., Sutomo, A. H., & Iravati, S. (2016). Angka Kuman Udara Dan Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(1), 13–20. https://doi.org/10.20527/jbk.v1i1.655

Published
2024-10-30
Section
Artikel Penelitian