Laju Penghacuran Serasah Vegetasi Hutan Mangrove

Mangrove Forest Vegetation Little Development Rate

  • Abdur Rauf Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palu
Keywords: Serasah, Mangrove, Makrobenthos

Abstract

Secara ekologis mangrove berperan sebagai daerah pemijahan (spawning grounds) dan daerah pembesaran (nursery grounds) berbagai jenis ikan, kerang dan spesies lainnya. Selain itu serasah mangrove berupa daun, ranting dan biomassa lainnya yang jatuh menjadi sumber pakan biota perairan dan unsur hara yang sangat menentukan produktivitas perikanan laut. Serasah yang sudah diketahui berat keringnya masing-masing sampel diambil 20 gram kemudian dimasukkan ke dalam kantong jaring berukuran diameter 15 cm dengan ukuran mata jaring 2 mm. Kantong tersebut diikat pada akar mangrove dengan posisi yang fleksibel atau saat surut, kantong tersebut terletak di lantai hutan dan saat pasang, kantong tersebut terapung di permukaan. Pengamatan terhadap makrobentos dilakukan di bawah tegakan mangrove  dengan membuat plot/jaring perangkap (trap) berukuran 5m x 5m selanjutnya dalam plot tersebut diletakkan tiga trap kuadran 1m x 1m secara acak untuk mengamati jenis makrobenthos. Mata jala yang digunakan dalam pembuatan perangkap/trap ini adalah 2 mm Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju penghancuran serasah daun R. mucronata adalah paling lama (0,215 gram/hari)  dari ketiga jenis lainnya hal ini disebabkan kandungan tanin pada daun jenis tersebut (33,8%), pada daun R. apiculata (24%) dan daun S. alba (11,3%), sedangkan pada daun A. lanata memiliki kandungan tanin yang lebih rendah (0,44%) dan struktur daunnya lebih tipis hal ini menyebabkan serasahnya mengalami laju penghancuran (0,293 gram/hari) dan kehilangan nutrisi  lebih cepat. Fauna makrobenthos yang ditemukan dalam pengamatan terdiri atas 5 kelas yang terbagi dalam 21 jenis, yaitu Gastropoda 13 jenis; Bivalvia 4 jenis; Crustacea 2 jenis; Polychaeta dan Sipuncula masing-masing 1 jenis.

References

Affandi MM. 1996. Produksi dan Laju Penghancuran Serasah Mangrove di Hutan Alami dan Binaan Cilacap, Jawa Tengah. Tesis Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.
Tomini. Sustainable Coastal Livelihoods and Management Program, Parigi. 17 h.
Anwar, C. dan H. Gunawan, 2006. Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pengembangan Wilayah Pesisir. Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan, Padang. 12 h.
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove, Penerbit Kanisius, Jakarta.
Arief, A. 2007. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Bengen, D.G., 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kelautan IPB, Bogor. 55 h.
Bratawinata, A. A. 1998. Ekologi Hutan Hujan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda. 100 h.
Bratawinata, A. A. 2001. Ekologi Hutan Hujan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda. 98 h.
Boonruang, P. 1984. The Rate of Degradation of Mangrove Leaves, Rhizophora apiculata BL and Avicennia marina at Phuket Island, Western Peninsular of Thailand. Proc. As. Symp. Mangr. Env. Research and Management (ed. E. Soepadmo, A.N. Rao; D.J. Macintosh), Kualalumpur, June 1984: 200-208.
Kawaroe, M. 2001. Kontribusi Ekosistem Mangrove Terhadap Struktur Komunitas Ikan di Pantai Utara Kabupaten Subang, Jawa Barat. Jurnal Pesisir dan Laut 3 (3): 13-26
Moran, J.A; M.G Barker and P. Becker 2000. A Comparison of the Soil Water, Nutrien Status, and Litterfall Characteristics of Tropical Heath and Mixed-dipterocarp Forest sites in Brunei. Biotropica 32: 2-13
Murdiyanto, B. 2003. Mengenal, Memelihara dan Melestarikan Ekosisitem Bakau. Jakarta: Direktotat Jenderal Perikanan Tangkap Departemen Kelautan dan Perikanan.
Noer A.H. 2005. Dinamika Produktivitas Ekosistem Mangrove pada Laguna Tasilaha di Sulawesi Tengah. Disertasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung. 210 h.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara (Marine Nusantara). Djambatan, Jakarta,
Indonesia, Hlm 368.
Nugraheni, S.E. 2002. Studi tentang Komunitas Vegetasi Mangrove dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobenthos di Perairan Pantai Bontang Kalimantan Timur. Tesis Magister Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda. 109 h.
Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Gramedia. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1993. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Diterjemahkan oleh M. Eidman, Koesoebiono, D.G. Bengen, M. Hutomo dan S. Sukarjo. Gramedia, Jakarta. 459 h.
Pulumahuny, F. 1997. Studi Komunitas Mangrove di Teluk Kayeli, Pulau Buru, Kabupaten Maluku Tengah. (Tesis). Makasar: Universitas Hasanudin.
Robinson, T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Rusila, Y.N; M. Khazali dan I.N.M. Suryadiputra 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA dan Wetlands International – Indonesia Programme, Bogor. 220 h.
Santoso, N., Arifin H.W. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove pada Jalur Hijau di Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (LPP Mangrove), Jakarta, Indonesia.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000, Jakarta. Indonesia.
Sediadi, A. 1991. Pengaruh Hutan Bakau Terhadap Sedimentasi di Pantai Teluk Jakarta. Prosiding Seminar IV Ekosisitem Mangrove, Jakarta, Panitia Nasional Program MAB-LIPI.
Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya
Soerianegara, I, 1993. Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Ekosistem Mangrove di Indonesia. LIPI-Yayasan LPP Mangrove.
Soeroyo. 2003. Pengamatan Gugur Serasah di Hutan Mangrove Sembilang Sumatera Selatan. P3O-LIPI: 38-44
Sugiharto dan W. Ekariyono, 1995. Penghijauan Pantai. Penebar Swadaya, Jakarta. 75 h.
Salisbury. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. ITB Press, Bandung
Sunarto, 2003. Peranan Dekomposisi Dalam Proses Produksi pada Ekosistem Laut. Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana/S3b Institut Pertanian Bogor November 2003
Supriadi, I.H. dan S. Wouthuyzen 2005. Penilaian ekonomi sumberdaya
Mangrove di Teluk Kotania, Seram Barat, Maluku. Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia 38: 1-21.
Supriharyono. 2006. Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Susilawati, N.G.K. 2006. Pola Pemanfaatan dan Pertumbuhan Tanaman Rehabilitasi Hutan Mangrove Di Desa Malakosa, Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong. Skripsi. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. 67 h (Tidak Dipublikasi).
Triswanto, A. 1997. Tinjauan Pendekatan Ekologis dalam Rehabilitasi Hutan Mangrove di Provinsi NTB, dalam Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat, Zamroni, Y. dan I. S. Rohyani. 2008. Biodiversitas 9 : 284-287
Whitten, A.J; M. Mustafa and G.S. Henderson 1987. The Ecologycal of Sulawesi. UGM Press, Yogyakarta. 845 h.
Zamroni, Y. dan I. S. Rohyani. 2007. Produksi Serasah Hutan Mangrove di
Perairan Pantai Dusun Selindungan, Lombok Barat. Seminar Nasional Perkembangan MIPA dan Pendidikan MIPA Menuju Profesionalisme Guru dan Dosen. Universitas Mataram, Mataram, 3 November 2007.
Zamroni, Y. dan I. S. Rohyani. 2008. Produksi Serasah Hutan Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat.
Published
2023-07-11
Section
Artikel Penelitian