Peranan Dakwah dalam Media Teknologi dan Pengaruhnya di Masyarakat
The Role of Da'wah in Media Technology and Its Influence on Society
Abstract
Di Dunia Barat, teknologi komunikasi dan media massa, punya andil besar dalam membangun dan menetapkan prinsip-prinsip moral masyarakat. Media internet khususnya, punya peran utama dalam memperkenalkan norma-norma baru masyarakat. Bagi ummat islam perlu menguatkan motivasi dakwah yang menyita sedemikian banyak waktu dan perhatian masyarakat mayoritas islam. Bahkan sekarang sarana teknologi telah dijuluki oleh masyarakat bermacam-macam istilah misalnya, sebagai layar corona, kotak ajaib, jendela dunia dan sebagainya. Pengenalan norma- norma baru yang demikian cepat itu dimungkinkan karena media bergerak dengan prinsip kebebasan berekspresi tanpa motivasi dakwah, sehingga sering prinsip tersebut digunakan sebagai dalih untuk semata-mata mengejar kepentingan duniawi. Sayangnya, banyak negara berkembang, termasuk yang mengaku negara-negara muslim, mengikuti kecenderungan ini. Akibatnya, kaum muslim di seluruh dunia telah terjebak dalam kerangka konseptual asing, yang menghasilkan invasi media atas system nilai mereka, persepsi etis, standard moral, pandangan sosiokultural, dan bahkan religius mereka. Oleh Karena itu, islam perlu mengatur strategi dakwah dalam semua aspek kehidupan melalui sistem komunikasi, khususnya media elektronik yang mempengaruhi banyak orang. Hal ini tidak boleh diabaikan, dan harus diarahkan sesuai dengan perinsif Islam yang meliputi semua aspek kehidupan melalui strategi dakwah. Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Peranan komunikator muslim harus membela kebenaran sehingga keadilan tetap ditegakkan. Keadilan tidak mungkin dapat ditegakkan tanpa menjaga kebenaran dan inilah sebagai tugas utama bagi ummat islam melaksanakan amal ilmiyah termasuk salah satunya adalah pengguna aplikasi di media massa.
References
2. Effendy, Onong Uchyana, Komunikasi ; Teori dan Praktek, Cet. Ke-15; Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001.
3. Dinamika Komunikasi, Cet. IV, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002.
4. Mansur, Awald, Al-Tilfiziyyun Baina al Manafi wa al Adzraar, diterjemahkan oleh M. Sofyan al-Jauhari dengan judul, Televisi Manfaat dan mudharat, Cet. I, Jakarta : Fikahari Aneska, 1993.
5. Muhaimin, Slamet, Dakwah Prinsip-prinsip Metodologi, Cet. I, Surabaya : Al-Ikhlas, 1994.
6. Mulyana Deddy, Nuansa-nuansa Komunikasi; Meneropong Politik dan Budaya komunikasi Masyarakat Kontemporer,Cet. I; Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1999.
7. Deddy dan Idi Subandi Ibrahim (Ed), Bercinta dengan televisi, Cet. I, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997.
8. Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al- Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap,Yogyakarta : Unit Pengadaan buku-buku ilmiah pondok pesantren “al-Munawwir†1988.
9. Naisbit, John dan Patricia Aburdene, Ten New Directions For the 1990’s Megatrend 2000, diterjemahkan oleh FX. Budijanto dengan judul, Sepuluh Langkah Baru Untuk Tahun 1990-an Megatrend 2000, Cet. I, Jakarta : Binarupa Aksara, 1990.
10. Nasution, Zulkarimein, Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latar Belakang dan Perkembangannya, Jakarta : Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1989.
11. Nuruddin, Sistem Komunikasi Indonesia, Ed. I. Cet II; Jkarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005.
12. Omar, Toha Yahya, Ilmu dakwah. Cet. V; Jakarta : Widjaya Jakarta, 1992.