Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat: Pengukuran Kadar Gula Darah Lansia Di Posyandu Lansia Btn Citra Pesona Indah Talise Valangguni

Report on Community Service Activities: Measurement of Blood Sugar Levels for the Elderly at the Elderly Posyandu Btn Citra Pesona Indah Talise Valangguni

  • Firdaus Hi. Yahya Kuno Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
  • Baharuddin Condeng Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Palu
  • Supriadi Abdul Malik Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Palu
Keywords: Pengukuran, Kadar Gula Darah, Lansia

Abstract

Saat ini perhatian penyakit tidak menular semakin meningkat karena frekuensi kejadiannya pada masyarakat semakin meningkat. Dari sepuluh penyebab utama kematian, dua diantaranya adalah penyakit tidak menular. Keadaan ini terjadi di dunia, baik di negara maju maupun di negara dengan ekonomi rendah dan menengah. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mempergunakan istilah penyakit kronis (Chronic Diseases) untuk penyakit- penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular disebut juga sebagai new communicable diseases karena penyakit ini dianggap dapat menular, yakni melalui gaya hidup (Nurlaili haida, 2013).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi Diabetes Melitus tipe II di berbagagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang Diabetes Melitus yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang (Nurlaili Haida, 2013).

Penyakit DM tercantum dalam urutan nomor empat dari prioritas penelitian nasional untuk penyakit degenerative setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, dan geriatrik. Kasus diabetes yang terbanyak dijumpai adalah Diabete Melitus tipe 2. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe2 di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (Sumangkut, 2013).

Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan sebuah penyakit, di mana kondisi kadar glukosa di dalam darah melebihi batas normal. Hal ini disebabkan karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas dan merupakan zat utama yang bertanggung jawab untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh agar tetap dalam kondisi seimbang. Insulin berfungsi sebagai alat yang membantu gula berpindah ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi (Mahdiana, 2014).

Tingginya prevalensi DM yang sebagian besar tergolong dalam DM tipe 2 disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan risiko DM tipe 2 adalah perpindahan dari pedesaan ke perkotaan  atau  urbanisasi yang  kemudian  menyebabkan  perubahan  gaya  hidup seseorang. Di antaranya adalah kebiasaan makan yang tidak seimbang akan menyebabkan obesitas. Kondisi obesitas tersebut akan memicu timbulnya DM tipe 2. Pada orang dewasa, obesitas akan memiliki risiko timbulnya DM tipe 2 4 kali lebih besar dibandingkan dengan orang dengan status gizi normal (Wicaksono, 2011).

Gaya hidup di perkotaan dengan pola makan yang tinggi lemak, garam, dan gula, keseringan menghadiri resepsi/ pesta, mengakibatkan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain itu pola makan makanan yang serba instan saat ini memang sangat digemari oleh sebagian masyarakat, seperti gorengan jenis makanan mudah meriah dan mudah di dapat karena banyak dijual dipinggir jalan ini rasanya memang enak, tetapi mengakibatkan peningkatan kadar gula darah (Suiraoka, 2012).

References

Ahrens, Wolfgang, dan Iris Pigeot (ed.), 2005, Handbook of Epidemiology, Bremen: Springer.

American Diabetes Association, 2010. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care Vol.33.

Ade haryana, 2015, Faktor Risiko Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2,

Baliwati, 2014. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Brunner&Suddarth., 2012. Keperawatan Medikal - Bedah. EGC. Jakarta.

Boedisantoso. Et.al, 2012. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. CV Aksara Buana. Jakarta.

Codario, Ronald A, 2011, Type 2 Diabetes, Pre-Diabetes, and The Metabolic Syndrome, 2nd edition, PA: Humana Press.

Elizabeth J. Corwin, 2014. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta

Endang, Lanywati, 2012. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Kanisius. Yogyakarta.

Fatimah, Restyana Noor, 2015, Diabetes Melitus Tipe 2, dalam Jurnal Majority volume 4 nomor 5.

Fikasari, Y. 2012. Hubungan Antara Gaya Hidup Dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes Mellitus Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Gibney J.M., Margaretts M.B., Kearney M.J., & Arab L. 2012. Gizi Kesehatan Masyarakat. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Holt, Tim dan Sudhesh Kumar, 2003, ABC of Diabetes 6th edition, NJ: Wiley-Blackwell.

Kemenkes, 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Pusdatin Kemenkes, Jakarta

Khunti Wandayani, 2013, hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD dr. Moewardi Surakarta 2013. Artikel Publikasi Ilmiah, Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lanywati, Endang. (2011). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Kanisius. Yogyakarta.

Laakso, Markku, 2008, Epidemiology of Type 2 Diabetesâ€, dalam Barry J. Goldstein dan Dirk Muller-Wieland (ed), Type 2 Diabetes: Principles and Practice, 2nd edition, New York: Informa Healthcar.

Mahdiana, R. 2014. Mencegah Penyakit Kronis Sejak Dini. Tora Book , Yogyakarta:

Nainggolan, Olwin, A. Yudi Kristanto, dan Hendrik Edison, 2013, Determinan Diabetes Melitus (Analisa Baseline Data Studi Kohort Penyakit Tidak Menular . dalam Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, volume 16, nomor 3, Bogor..

Nurlaili, Haida, 2013, Hubungan Empat Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Dengan Rerata Kadar Gula Darah, Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

Price, SA. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Sumangkut, Sartika, 2013, Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Diabetes Melitus Tipe-2 Di Poli Interna BLU.RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013, diakses tanggal 28 Oktober 2017

Suiraoka, Ip. (2012). Penyakit Degeneratif, Nuhamedika, Yogyakarta

Suyono, S. 2014. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes, dalam Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Soewondo, Pradana, dan Laurentius A. Pramono, 2011, Prevalence, Characteristics, and Predictors of Pre-diabetes in Indonesiaâ€, Medicine Journal Indonesia, Vol.20, No.4.

Waspadji, 2013, Diabetes Melitus: Penyulit Kronik dan Pencegahannya, FKUI, Jakarta:

Wicaksono, 2011, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2, (Studi Kasus di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi), Program pendidikan sarjana kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.

Zahtamal dkk, 2007, Faktor-faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat Vol.23 No.3.

Published
2021-12-07
Section
Artikel Penelitian

Most read articles by the same author(s)