Analisis Kedisiplinan Aparatur Desa di Kantor Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu

Discipline at Lariang Village Office, Tikke Raya District, Pasangkayu Regency

Abstract

Dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan penerapan disiplin kerja yang tinggi, karena disiplin dalam pekerjaan sangat penting bagi organisasi, sebab tanpa disiplin tidak ada usaha bersama yang konstruktif didalam mencapai tujuan bersama. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan aparatur Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu. Tekhnik penentuan sampel yang digunakan dalam peneitian ini adalah tekhnik sensus. Tekhnik ini sering digunakan apabila jumlah populasi kecil, kurang dari 30 orang. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur Desa Lariang yang berjumlah 25 orang. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tekhnik observasi, wawancara, dan kuesioner. Adapun metode analisis data dalam penenlitian ini penulis lakukan dengan mengumpulkan semua data hasil observasi, wawancara, dan kuesioner, kemudian memisahkan data tersebut dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan nilai persentase. Hasil penelitian ini menunjukan perangkat desa Lariang dalam menjalankan tugas dan fungsinya memiliki karakter disiplin yang cukup baik.Hal tersebut dapat dilihat dari rekapitulasi persentase rata-rata tangapan responden menunjukkan bahwa sebanyak 86.7% mengatakan kedisiplinan aparatur desa Lariang dari aspek ketaatan waktu berada pada kategori kurang baik. Serta rekapitulasi persentase rata-rata tangapan responden mengenai tanggungjawab aparatur desa Lariang berada pada kategori kurang baik juga dengan hasil sebanyak 90,7%. Dari hasil rekapitulasi seluruh aspek yang digunakan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa kedisiplinan aparatur Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu masuk dalam kategori cukup baik yakni sebesar 44,9% atau berada pada jarak interval 41%-60%. Hal tersebut dikarenakan kepala desa jarang memberikan motivasi yang berwujud seperti pemberian bonus, tidak mampu menciptakan kondisi kerja yang menarik yang dapat meningkatkan semangat kerja pada perangkat desa, serta kurangnya sangsi yang tegas kepada aparatur yang kurang disiplin.