Kajian Laju Angkutan Sedimen Dasar pada Sungai Pondo-Pobya
Abstract
Sungai atau aliran sungai adalah jumlah air yang mengalir sepanjang lintasan dari darat menuju ke laut sehingga dapat dikatakan sungai merupakan suatu lintasan dimana air yang berasal dari hulu bergabung dan menuju ke arah hilir. Sungai merupakan sarana yang sangat penting bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat dalam pemanfaatan untuk berbagai keperluan. Sedimentasi adalah proses pengendapan material yang terangkut oleh aliran dari bagian hulu akibat dari erosi. Sungai Pondo-Poboya merupakan salah satu sungai yang berada di Kota Palu yang memiliki panjang mencapai ± 20 km dengan dasar sungai berupa material granuler yang pasti akan mengalami transportasi sedimen secara individu yang disebabkan oleh kecepatan aliran di dalam sungai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya laju angkutan sedimen dasar pada Sungai Pondo-Poboya
dan data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil penelitian dan data sekunder yaitu data yang di peroleh dari instansi terkait atau sumber terpercaya. Laju angkutan sedimen dasar pada Sungai Pondo-Poboya dihitung dengan menggunakan Metode Meyer-Peter and Muller berdasarkan pada debit banjir rencana periode ulang 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun.
Dari hasil perhitungan laju angkutan sedimen dasar pada periode ulang 5, 10, 25, 50, 100 tahun pada segmen I sebesar 0,72219; 0,75041; 0,75128; 0,74010; 0,72527 m3/dtk, dan pada segmen II sebesar 0,95561; 0,99528; 0,99651; 0,98078; 0,95995 m3/dtk, serta pada segmen III sebsar 0,33855; 0,35150; 0,35190; 0,34677; 0,33997 m3/dtk. Faktor yang menyebabkan laju angkutan sedimen dasar yaitu; curah hujan, topografi DAS, ukuran butir sedimen, dan karekteristik hidrolika saluran (sungai). Hasil analisis memperlihatkan bahwa nilai laju angkutan sedimen dasar terbesar terjadi pada saat debit banjir periode ulang 25 tahun pada lokasi 2 yaitu sebesar 0,99651 m3/det dan laju angkutan sedimen dasar terkecil terjadi pada saat debit banjir periode ulang 25 tahun pada Lokasi 3 yaitu sebesar 0,35190 m3/det. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pada lokasi 3 akan terjadi agradasi pada dasar sungai, hal ini dikarenakan jumlah angkutan sedimen yang masuk ke lokasi 3 lebih besar dari pada jumlah angkutan sedimen yang keluar.