https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/issue/feedIqra: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman2024-12-14T10:08:26+07:00Muhamamd Rizal Masdulrizalmasdul@unismuhpalu.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><strong>Iqra: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman</strong> merupakan jurnal berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palu. Jurnal ini menerima tulisan ilmiah berupa laporan penelitian (<em>Original article research paper</em>) dengan fokus dan scope meliputi: Pendidikan Agama islam, Hukum Keluarga Islam, Hukum Ekonomi Syariah, Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/1516037710" target="_blank" rel="noopener">Jurnal ini diterbitkan 2 kali setahun <strong>(Januari dan Juli)</strong></a>.</p> <p style="text-align: justify;"> </p>https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/4582Efektivitas Penggunaan Audio Visual pada Pembelajaran Aqidah Akhlaq Peserta Didik MTS Negeri Pinrang2024-07-19T21:14:17+07:00Muh. Ilham. Hmatisyahid583842@gmail.comUsmanusman@iainpare.ac.idMuhammad Salehmuhammadsaleh@iainpare.ac.idAhdarahdar@iainpare.ac.idMuliatimuliati@iainpare.ac.id<p class="TableParagraph" style="text-align: justify; margin: 0in 5.15pt .0001pt 5.4pt;"><sup>Penelitian ini mengkaji seberapa baik siswa MTs Negeri Pinrang memperoleh akhlak dan aqidah melalui penggunaan audiovisual. Pemanfaatan audiovisual dalam pengajaran aqidah akhlaq dan keampuhannya dalam pengajaran aqidah ahlaq siswa di MTs Negeri Pinrang menjadi rumusan masalah penelitian ini. Dengan merangsang pikiran dengan suara dan gambar bergerak, serta dengan penyampaian pesan yang mempengaruhi sikap dan perasaan, media audio visual bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kognitif. Mengetahui kegunaan dan keampuhan audiovisual bagi siswa MTs Negeri Pinrang menjadi tujuan penelitian ini. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk menilai unsur prosedur keberhasilan pemanfaatan alat bantu audio visual bersama siswa. Metodologi penelitian adalah kualitatif dan deskriptif. Penelitian lapangan adalah jenis penelitian ini. Data primer, yang berasal dari wawancara langsung dengan pendidik dan siswa, dan data sekunder, yang berasal dari bacaan, jurnal, dan artikel tentang mata pelajaran yang dibahas, merupakan sumber informasi yang digunakan. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Uji prediktabilitas dan uji reliabilitas merupakan metode yang digunakan untuk memverifikasi keaslian data. Berikut temuan penelitian: (1) Penggunaan audiovisual menunjukkan bahwa pengajar telah memasukkan materi audiovisual untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX pada topik Aqidah Akhlak. Pemanfaatan media audiovisual dapat membantu pendidik dalam memberikan informasi terkait Aqidah Akhlak dan menumbuhkan kreativitas peserta didik.(2).Efektivitas penggunaan audio visual untuk pembelajaran keyakinan moral melalui media audio visual efektif karena pembelajaran disertai dengan audio visual gerak, yaitu dengan menayangkan video/film gerak dengan gambar suara yang ditampilkan oleh guru keyakinan moral. Beberapa siswa dan siswi mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, suasana kelas menjadi hidup dan hasil belajar siswa mencapai nilai yang sangat baik. Sementara itu, masih terdapat siswa yang kurang memahami materi yang diberikan gurunya ketika menggunakan audio visual dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq.</sup></p>2024-07-17T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Muh. Ilham. H, Usman, Muhammad Saleh, Ahdar, Muliatihttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/4632Hukum Pernikahan Tanpa Wali Perbandingan Pemikiran Hukum Fiqhi Imam Abu Hanifah dan Kompilasi Hukum Islam2024-07-19T21:14:17+07:00Rasyidahrasyidah3295@gmail.comHannanihannani@iainpare.ac.idM. Ali Rusdimalirusdi@iainpare.ac.idRahmawatirahmawati@iainpare.ac.idArisAris9202@gmail.com<p>Salah satu aspek penting dalam pernikahan adalah persyaratan kehadiran seorang wali. Mengenai kedudukan wali dalam pernikahan, ulama berbeda pendapat apakah wali termasuk rukun pernikahan atau tidak karena memang berbeda pendapat dalam menentukan jumlah rukun pernikahan. Namum perbedaan tersebut bukanlah dalam hal yang substansial, hanya disebabkan karena perbedaan dalam memaknai ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan permasalahan wali dalam pernikahan. 1) Bagaimana Status Wali dalam Pernikahan Pendapat Imam Abu Hanifah dan Kompilasi Hukum Islam (HKI). 2) Dasar Hukum Yang dipakai Imam Abu Hanifah dan Kompilasi Hukum Islam (HKI) tentang Pernikahan tanpa Wali. 3) Analisa Maqashid Al Syari’ah terhadap Pendapat Imam Abu Hanifah dan Kompilasi Hukum Islam (HKI) tentang kedudukan pernikahan tanpa wali.</p> <p>Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library Research) Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami. Adapun pengumpulan datanya menggunakan Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dengan menganalisis data menggunakan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Konstruksi penelitian dalam menjawab persoalan yang muncul dengan menggunakan teori maqashid al syari’ah.</p> <p>Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Dalam konteks keindonesiaan melihat pendapat Imam Abu Hanifah yang membolehkan pernikahan tanpa wali maka tujuan syariah terutama dalam hal tercapainya penjagaan terhadap keturunan, penjagaan terhadap akal dan harta ini kelihatannya kecil kemungkinan bisa tercapai dimana di indonesia pernikahan tanpa wali itu dianggap tidak sah. Kecuali Kompilasi Hukum Islam yang mengatur tentang pernikahan tersebut direvisi kembali sehingga terdapat pengecualian terhadap wanita yang menikahkan dirinya sendiri dikarenakan kondisi dan situasi tertentu yang mendesak seseorang itu harus melakukannya.</p> <p> </p>2024-07-17T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Rasyidah, Hannani, M. Ali Rusdi, Rahmawati, Arishttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5316Perencanaan Dakwah dan Komunikasi Kelompok Kerja Penyuluh (POKJALUH) dalam Pembentukan Karakter Narapidana di lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Barru2024-07-19T21:14:17+07:00Rosdiana Rosdianasalmiahstaiddipangkep@gmail.comIskandar Iskandariskandar@iainpare.ac.idA. NurkidamA.nurkidam@gmail.comMuhammad Qadaruddinmuhammadqadaruddinamsos@iainpare.ac.idRamli RamliRamlii819@gmail.com<p>Perencanaan dan komunikasi dakwah Pokjaluh di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Barru, dalam perencanaan Penyuluhan kelompok Kerja Penyuluh Agama Islam, telah membuat program penyuluhan dengan melibatkan para penyuluh yang ada di Tujuh kecamatan secara bergiliran, agar dakwah yang disampaikan berpariasi sesuai kompetensi yang dimiliki penyuluh Agama Islam, Selain itu Penyuluh membuat dakwah ini berpariasi dan tidak membosankan bagi narapidana kerena penyuluh agama Islam yang ada di tujuh kecamatan, memiliki kompetensi dan perbedaan latar belakang pendidikan, perencanaan sudah sangat baik namun pelaksanaanya belum terealisasi dengan baik. Dakwah dalam pembinaan karakter yang diberikan kepada narapidana tidak hanya dalam bentuk kegiatan ceramah saja tapi juga diselingi dengan pemberian motivasi kepada narapidana. Kegiatan dakwah dalam pembinaan karakter narapidana dengan bentuk lisan kepada narapidana baik yang dilakukan oleh penyuluh dan pegawai lembaga pemasyarakatan menggambarkan bahwa memberikan kebaikan kepada setiap orang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengubah narapidana menjadi lebih baik dapat dilakukan dengan melakukan dakwah di dalam instansi terkait. Selain itu bekerjasama dengan pihak yang dianggap mampu untuk melakukan kegiatan dakwah dapat membantu proses pembinaan bagi para narapidana.</p>2024-07-16T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Rosdiana Rosdianahttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5314Pengembangan Kompetensi Komunikasi Interpersonal Penyuluh Agama dalam Bimbingan Pra Nikah Calon Pengantin Kantor Urusan Agama Watang Sidenreng Kabupaten Sidrap2024-07-19T21:14:18+07:00Rahmat Rahmatmajiedwijabontopanno@gmail.comMuhammad Qadaruddinmuhammadqadaruddinamsos@iainpare.ac.idRamliRamlii819@gmail.comAbd. Rahim Arsyadrahimarsyad@iainpare.ac.idIskandariskajunistin29@gmail.com<p>Penelitian dengan memfokuskan penelitian pada Pengembangan Kompotensi Komunikasi Interpersonal Penyuluh Agama Dalam Bimbingan Pra Nikah Pada Calon Pasangan Suami Istri Di Kantor Urusan Agama Kecamatan Watang Sidenreng Kabupaten Sidrap. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yakni penelitian yang memberikan gambaran tentang stimulasi dan kejadian faktual dan sistematis mengenai faktor-faktor, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan dasar-dasarnya saja. Penelitian ini menyajikan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari informan dan perilaku yang akan diamati, karena peneliti bertujuan untuk memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah Secara keseluruhan, Kompetensi presentasi diri yang dimiliki oleh Penyuluh Agama di kantor urusan agama kecamatan watang sidrap sudah mencapai tingkat yang baik dalam hal penguasaan materi dan strategi namun penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa potensi perbaikan yang harus diperbaiki oleh penyuluh untuk menyempurnakan kompetensinya adalah pemahaman teoritis yang lebih mendalam terkait dengan bimbingan pranikah, yang dapat membantu mereka memberikan pemahaman yang lebih dalam dan kontekstual kepada calon pengantin dan administrasi perencanaan bimbingan penyuluhan yang perlu diperbaiki oleh penyuluh Agama Islam Kecamatan watang sidrap, karena meskipun penyuluh memiliki kompetensi yang baik akan tetapi tidak melengkapi perencanannya maka tidak dapat dibuktikan secara administrasi dan persyaratan tuntutan prfesionalisme Penyuluh Agama Islam. Pengembangan Kompetensi keterampilan dan komunikasi yang lebih lanjut dapat membantu mereka dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan lebih efektif dan memotivasi pasangan yang akan menikah untuk lebih mendalam memahami nilai-nilai yang mereka anut. Upaya berkelanjutan dalam mengembangkan kompetensi Penyuluh Agama ini diharapkan akan memberikan dampak positif pada kualitas bimbingan pranikah yang diberikan, sehingga dapat memperkuat pondasi pernikahan yang lebih kuat, begitu pun dengan kepala Kantor Urusan Agama dalam meningkatkan mutu Penyuluh Agama Islam dalam Bimbingan Pranikah di Kecamatan watang Kabupaten sidrap telah memberikan motivasi yang baik kepada penyuluh Agama Islam ,meningkatkan kesejahteraan Penyuluh Agama Islam, mengikuti seminar dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), dan melanjutkan pendidikannya kejenjang berikutnya, memberikan reword bagi penyuluh atau pegawai yang memiliki kinerja yang baik ini merupakan upaya untuk meningkatkan motivasi kerja.</p>2024-07-18T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Rahmat Rahmathttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5322Ijtihad dan Dinamika Hukum Islam2024-07-19T21:14:18+07:00Said Syaripuddin Abu Baedahsaidsyarifuddinabubaedah@umi.ac.idZulkifli Wahabzulkifli.wahab@umi.ac.id<p>Al-Qur;an merupakan sumber ajaran islam yang pertama, setelah itu sunnah Nabi Saw. Baik al-Qur’an maupun sunnah Nabi terbatas jumlahnya, sementara kondisi sosial senantiasa berubah dan bekembang, untuk itu para Ulama berupaya untuk menjawab segala permasalahan yang muncul itu dengan istilah ijtihad. Ijtihad dalam pengertian demikian adalah upaya untuk mengantisipasi tantangan baru yang senantiasa muncul sebagai akibat evolusioner kehidupan. Di sini peran manusia sebagai khalifah Tuhan dituntut untuk senantiasa berfikir dan berinovasi, tentunya dalam batas bingkai Islam, yaitu senantiasa terikat dengan wahyu al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw.</p>2024-07-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Said Syaripuddin Abu Baedah, Zulkifli Wahabhttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5386Implementasi Batas Usia Minimal Pernikahan Sesuai UU Nomor 16 Tahun 2019 Perspektif Hukum Islam di Wilayah Kerja Kementerian Agama Kabupaten Barru2024-07-19T21:14:18+07:00M. Risamuhammadrisabarru@gmail.comMuhammad ArifMuhammadarifralla@gmail.com<p class="TableParagraph" style="text-align: justify; margin: 0in 5.15pt .0001pt 5.4pt;"><sub>Di tengah perdebatan yang terus berlangsung tentang pernikahan di bawah umur di Indonesia, pemerintah telah merevisi Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Undang-undang baru ini menaikkan batas usia minimal untuk menikah menjadi 19 tahun baik untuk laki-laki maupun perempuan, dengan tujuan melindungi hak-hak anak dan mencegah pernikahan dini beserta risikonya. Penelitian ini mengkaji implementasi persyaratan batas usia minimal baru ini dalam konteks hukum Islam di wilayah kerja Kementerian Agama Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Melalui pendekatan kualitatif yang melibatkan wawancara, analisis dokumen, dan observasi lapangan, penelitian ini mengeksplorasi perspektif para pemuka agama, pejabat pemerintah, anggota masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait tentang isu ini. Temuan mengungkapkan berbagai sudut pandang, menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan norma-norma sosial budaya, interpretasi agama, dan reformasi hukum. Dengan menggunakan wawasan dari para sarjana seperti Asifa Quraishi-Landes dan Siti Musdah Mulia, studi ini berkontribusi pada wacana pencegahan pernikahan anak dan menawarkan rekomendasi praktis untuk implementasi yang efektif dalam konteks regional dan agama tertentu.</sub></p>2024-07-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Muhammad Risa Risahttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5397Efektivitas Pengawasan Pengelolaan Benda Wakaf pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu2024-07-19T21:14:18+07:00Ahmad Fauzanjurnal.globalleducation@gmail.comMuhammadiyah AminMuhammadiyahamin@gmail.comPatimahPatimah@gmail.com<p>Wakaf merupakan aktivitas keislaman yang sangat erat dengan sosial ekonomi masyarakat. Wakaf ajaran nya tidak hanya dilihat dari sudut pandang religi saja melainkan juga dari aspek sosial, sebab wakaf bisa membantu mengatasi persoalan tentang sosial- ekonomi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat melalui banyaknya tempat ibadah juga sarana pendidikan yang asalnya dari pengelola wakaf. Maka dari itu wakaf mempunyai bagian penting pada kemajuan peradaban islam jika dikelola dan dimanfaatkan dengan maksimal. Ada dua permasalahan yang dihadapi, yaitu peran KUA dalam pengawasan terhadap pengelolaan benda wakaf di Kecamatan Belopa Utara Kabupaten Luwu dan Faktor apa saja yang menjadi kendala KUA dalam pengawasan terhadap pengelolaan benda wakaf di kecamatan belopa utara kabupaten luwu, Penelitian lapangan <em>(field research) </em>merupakan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini<em>.</em> Sedangkan data primer, yaitu informasi yang diperoleh di lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, digunakan dalam pengumpulan data. Data sekunder adalah informasi yang dikumpulkan dari buku dan artikel yang relevan dengan penelitian, dan analisis deskriptif kualitatif adalah metode yang digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Faktor yang menjadi kendala implementasi dalam proses pengawasan tentang penanganan benda wakaf pada Kantor Urusan Agama Kabupaten Belopa Utara secara khusus yakni kurangnya sumber daya pada KUA selaku PPAIW, kurangnya sarana dan prasarana perwakafan, kurangnya pembinaan hukum perwakafan di masyarakat, sehingga nazhir kurang memiliki kepedulian terhadap tugas dan fungsinya selaku pengelola wakaf. 2) peran KUA dalam pengawasan terhadap pengelolaan benda wakaf selaku edukator belum terlaksana dengan baik oleh KUA Kecamatan Belopa Utara sebagai PPAIW. Hal ini terlihat dari lemahnya pelaksanaan pembinaan dan pengawasan nazhir sehingga tidak memungkinkan untuk menilai kinerja nazhir dan menyisakan beberapa nazhir yang meninggal dunia tanpa ada penggantinya.</p>2024-07-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ahmad Fauzan Fauzanhttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5183Konsep Kafa’ah dalam Perkawinan Wanita Syarifah dengan Pria Non Sayyid Dikalangan Habaib Kota Palu2024-07-19T21:14:18+07:00Muh Zaitun Ardimzardi@staiddimaros.ac.idSamsidar Jamaluddinsamsidarjamaluddin@staiddimaros.ac.idNadyatul Hikmah Shuhufinadyatul2000@gmail.com<p>Terdapat ratusan bahkan ribuan keluarga Nabi Muhammad SAW yang tiinggal dan menetap di Indonesia. Salah satu daerah yang banyak terdapat keluarga cucu Nabi Muhammad SAW adalah Kota Palu dan mereka mayoritas berasal dari Hadhramaut (Yaman). Dalam kurun waktu 5 tahun terdapat setidaknya 20 kali pernikahan antara Syarifah dan non Sayyid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menggambarkan kondisi atau kasus pernikahan antara Syarifah dan non Sayyid di kalangan Habaib Kota Palu mendeskripsikan penerapan kafa’ah dalam aturan pernikahan antara Syarifah dan non sayyid menurut pandangan beberapa habaib yang ada di Kota Palu. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan metode wawancara,dan study pustaka, yang keduanya mencoba menjawab fenomena yang terjadi tentang implementasi kafa’ah dalam penerapan aturan pernikahan antara Syarifah dan non Sayyid. Menurut Pandangan Mayoritas Habaib di Kota Palu bahwa syarifah tidak diperkenankan menikah dengan non sayyid karena dianggap tidak sekufu ban bagi mereka keturuna Nabi Muhammad SAW memiliki kemuliaan serta keutamaan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu masalah kafa’ah sangat diperhatikan oleh para Habaib di kota Palu.</p> <p> </p>2024-07-19T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Muh Zaitun Ardihttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/5821Penerapan Pembelajaran Berbasis Sains2024-07-26T03:45:03+07:00Abdul Mufarik A. Marhumabdulmufarik@gmail.comMansurmansur90@gmail.comKuliawatiKuliawati131@gmail.comRahmawatiRahmawati898@gmail.comAbdul RahmanAbdulrahman@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil studi tentang Penerapan Pembelajaran Berbasis Sains di Tk Zamrud Maleni. Untuk mengungkap data yang akurat, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data melalui data primer dan data sekunder. Adapun prosedur pengumpulan data yakni melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian adalah: 1) Temuan lapangan ini bahwa aspek sains memiliki beberapa kelebihan dalam proses pelaksanaannya, antara lain: Menunjukkan hasil yang positif dalam pengetahuan science anak; mengajarkan peserta didik untuk berpikir untuk menyelesaikan masalah secara aktif, kreatif dan inovatif; memupuk kreativitas peserta didik dalam menciptakan alat belajar yang menyenangkan; dengan pendekatan sain peserta didik dapat mengaplikasikan hasil pembelajaran yang diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari. 2) Media-media yang digunakan dalam pembelajaran melalui aspek sains berupa media Loose Part, alat permainan edukatif anak yang berupa barang-barang yang ada di sekitar lingkungan bisa dari bahan alam. 3) Pendekatan aspek sains membantu melatih anak didik untuk mampu menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada dalam pembelajaran.</p> <p> </p>2024-07-16T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Abdul Mufarik A. Marhum, Mansur, Kuliawati, Rahmawati, Abdul Rahmanhttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/6155Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Sopan Santun pada Remaja Pedesaan 2024-09-28T09:43:03+07:00Mochamad Fakhri Arionopoetrafachry707@gmail.comNoor Amirudinamir@umg.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku sopan santun pada remaja pedesaan di Dusun Tlogogede. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif dengan metode studi kasus. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Dusun Tlogogede Desan Ngasin Kecamatan Balongpanggang Kabupaten Gresik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Pola asuh keluarga merupakan pondasi dalam pembentukan manusia di masa depan, membekali generasi muda dengan budi pekerti luhur sehingga menjadi manusia berkarakter, pola asuh terbaik sebagai bentuk tanggung jawab orang tua dalam hal membimbing serta mendidik anak-anaknya. Terdapat tiga jenis pola asuh, meliputi: pola asuh otoriter, demokratis, dan permisif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diberikan orang tua di Dusun Tlogogede adalah pengasuhan otoriter. Pola asuh otoriter sejak kecil, membuat anak merasa selalu dikekang dan tidak mendapatkan kebebasan sehingga membuat anak memberontak dan bersikap kurang sopan santun pada orang tua. Meski begitu orang tua harus memberikan pengertian dan nasehat.</p>2024-07-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Mochamad Fakhri Ariono, Noor Amirudinhttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/6179Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pencegahan Perilaku Bullying di SMPIT Al Ibrah2024-10-02T13:26:48+07:00Wardatul Khumairohwardhawrd9@gmail.comMohammad Ahyan Yusuf Sya’bani ahyanyusuf@umg.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk perilaku <em>bullying, </em>faktor penyebab terjadinya <em>bullying, </em>dan peran Pendidikan Agama Islam dalam upaya menghentikan bullying di SMPIT Al Ibrah. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi lapangan untuk mendapatkan informasi tersebut. Pengumpulan informasi melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Temuan penelitian yang telah dikumpulkan menunjukkan bahwa bentuk perilaku <em>bullying </em>di SMPIT Al Ibrah adalah bentuk perilaku verbal. Faktor penyebab <em>bullying </em>di SMPIT Al Ibrah yaitu faktor keluarga, pergaulan bebas, dan ketidakpahaman siswa terkait perilaku <em>bullying.</em> Peran guru Pendidikan Agama IslamSMPIT Al Ibrah dalam mencegah <em>bullying</em> yaitu sebagai pendidik, teladan, dan penasehat. Selain itu, sekolah mengadakan project anti <em>bullying</em> setiap tahun, kultum, dan sholat berjamaah di sekolah.</p>2024-07-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Wardatul Khumairoh, Mohammad Ahyan Yusuf Sya’bani https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/6180Efektivas Pembelajaran PAI dalam Meningkatkan Sikap Kedisiplinan Melalui Apel Pagi di SMP Muhammadiyah 4 Kebomas2024-10-02T13:57:20+07:00Muhammad Afifur Rahmanaffrhmn.13@gmail.comHasan Basri hasanbasri@umg.ac.id<p class="TableParagraph" style="text-align: justify; margin: 0in 5.15pt .0001pt 5.4pt;"><span style="font-size: 9.0pt;">Artikel ini menyelidiki efektivitas pembelajaran pendidikan agama Islam dalam meningkatkan sikap kedisiplinan siswa di SMP Muhammadiyah 4 Kebomas melalui kegiatan apel pagi. Menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan apel pagi, yang dipadukan dengan penyampaian nilai-nilai PAI, berperan penting dalam membangun kesadaran dan sikap disiplin siswa. Para guru dan siswa mengungkapkan bahwa apel pagi tidak hanya meningkatkan keteraturan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual. Temuan ini menunjukkan bahwa integrasi pembelajaran PAI dalam kegiatan sehari-hari efektif dalam membentuk karakter disiplin siswa. Artikel ini merekomendasikan agar sekolah terus mengembangkan program serupa untuk mendukung pembentukan kedisiplinan dan karakter yang lebih baik di kalangan siswa</span><span style="font-size: 7.0pt;">.</span></p> <p class="TableParagraph" style="text-align: justify; margin: 0in 5.15pt .0001pt 5.4pt;"><span style="font-size: 7.0pt;"> </span></p>2024-07-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Muhammad Afifur Rahman, Hasan Basri https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/6554Optimalisasi Punishment terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas 8 Saat Shalat Dhuhur Berjama’ah di SMP Muhammadiyah 8 Benjeng2024-12-06T12:31:05+07:00Ahmad Ramdhaniah.ramdhani18@gmail.comOde Mohamad Man Arfa Ladamayode_arfa@umg.ac.id<p class="TableParagraph" style="margin-right: 5.15pt; text-align: justify;">Artikel ini membahas tentang kedisiplinan siswa kelas 8 pada saat kegiatan shalat dhuhur berjama’ah di SMP Muhammadiyah 8 Benjeng . Penelitian ini dilatar belakangi karena adanya siswa yang melanggar kedisiplinan pada saat kegiatan shalat dhuhur berjama’ah. Kedisiplinan adalah sikap dan perasaan taat dan patuh terhadap nilai yang dipercayai merupakan tanggungjawabnya,tanpa ada rasa keterpaksaan sedikitpun. Shalat adalah tiang agama dan juga sebagai pertanda keimanan dan keyakinan manusia terhadap allah, banyak efek positif shalat yang berguna untuk pengembangan kepribadian, salah satunya adalah kedisplinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan subjek guru ISMUBA di SMP Muhammadiyah 8 Benjeng. Pada pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,penyajian data dan kesimpulan. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa optimalisasi <em>Punishment</em> dapat meningkatkan kedisiplinan siswa saat shalat dhuhur berjama’ah, ditemukan bahwa sebelum melakukan optimalisasi <em>punishment</em> hanya 36% siswa yang disiplin saat shalat dhuhur berjama’ah dan setelah dilakukannya optimalisasi <em>punishment </em>terhadap siswa yang sebelumnya hanya 36% kini meningkat menjadi 76%. Hal ini menunjukkan bahwasannya kedisiplinan siswa saat shalat dhuhur berjama’ah meningkat setelah dilakukannya optimalisasi <em>punishment. </em>Oleh karena itu optimalisasi <em>punishment </em>dapat menjadi alternatif dalam mendisiplinkan siswa didunia Pendidikan.</p>2024-07-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Ahmad Ramdhani, Ode Mohamad Man Arfa Ladamayhttps://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/6624Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Rasa Kepedulian Sosial pada Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Gresik2024-12-14T10:08:26+07:00Adelya Indah Safirahsafirahadelya12@gmail.comNoor Amirudinamir@umg.ac.id<p>Artikel ini membahas tentang bagaimana cara guru Pendidikan gama islam dalam menumbuhkan karakter kepedulian sosial pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Gresik. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Tantangan yang dihadapi meliputi kurangnya waktu dalam kurikulum untuk mendalami topik - topik kepedulian sosial dan beragam latar belakang siswa yang mempengaruhi pemahaman mereka terhadap materi. Guru dalam lingkungan sekolah menjadi tauladan bagi peserta didik, juga sebagai berperan penting dalam menumbuhkan rasa kepedulian sosial bagi peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah: Mendeskripsikan peran guru dalam menumbuhkan karakter kepedulian sosial peserta didik, dan Mendeskripsikan bentuk kepedulian sosial yang dilakukan oleh peserta didik.</p> <p> </p>2024-07-15T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Adelya Indah Safirah, Noor Amirudin